Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bangladesh dan 4 Sektor Utama Konsumen Minyak Sawit Terbesarnya

Bangladesh dan 4 Sektor Utama Konsumen Minyak Sawit Terbesarnya Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bangladesh merupakan salah satu negara konsumen minyak kelapa sawit di dunia. Terdapat empat sektor utama di Bangladesh yakni konsumen rumah tangga, industri vanaspati dan shortening, industri pengolahan makanan, serta sektor HORECA (Hotel, Retail, Café), yang menjadikan minyak sawit sebagai bahan pangan utama. Keempat sektor ini bersama-sama mengonsumsi minyak sawit sebanyak 1,5 juta ton.

Utilitas produksi tahunan vanaspati dan shortening saat ini sekitar 330 ribu ton dengan kapasitas terpasang 404 ribu ton. Dari 330.000 ton, sekitar 30 persen yaitu 99 ribu ton merupakan vanaspati dan sisanya 70 persen, atau sebanyak 231.000 ton merupakan shortening.

Baca Juga: Tingkatkan Penguatan UKM Sawit, BPDPKS Gandeng FEB UI Gelar Program ToT

Perlu diketahui, vanaspati diproduksi melalui proses hidrogenasi parsial menggunakan campuran 20 persen minyak kedelai dan 80 persen RBD olein/soft stearin, sedangkan shortening diproduksi melalui proses blending dengan 100 persen minyak sawit, campuran palm stearin, soft stearin, dan RBD olein. Saat ini, vanaspati lokal dan industri shortening di Bangladeh setiap tahunnya menyerap sejumlah 300 ribu – 310 ribu ton minyak sawit.

Regional Manager – Bangladesh and Nepal, Malaysian Palm Oil Council (MPOC), Fakhrul Alam mencatat, sejalan dengan pertumbuhan industri pengolahan makanan, konsumsi vanaspati dan shortening juga meningkat. Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, mendorong perubahan kebiasaan makan konsumen perkotaan, permintaan makanan olahan juga tumbuh. Masyarakat perkotaan kini lebih bergantung pada makanan olahan dibandingkan sebelumnya.

“Sesuai sensus ekonomi terbaru Biro Statistik Bangladesh (BBS), pertumbuhan industri pengolahan makanan lokal cukup pesat, yaitu 7,7 persen per tahun. Menurut beberapa analis industri, sektor pengolahan makanan di Bangladesh adalah industri US$4,5 miliar,” catat dia seperti dilansir dari InfoSAWIT. 

Lebih lanjut dikatakan Fakhrul Alam, di Bangladesh, super olein populer di kalangan konsumen lokal sebagai minyak goreng karena harganya yang kompetitif dan kompatibilitasnya dalam menyiapkan hidangan lokal. Mempertimbangkan semua fakta ini, diharapkan industri produksi shortening di Bangladesh akan terus menjadi tujuan penting minyak sawit. Vanaspati dan shortening merupakan komoditas utama yang diimpor sebagai lemak padat yang menempati hampir 50 persen dari total jumlah impor.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: