Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Pekan IV Juni 2021, Harga CPO Tak Lagi Berani

Di Pekan IV Juni 2021, Harga CPO Tak Lagi Berani Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melewati pekan III Juni 2021, harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada CIF Rotterdam basis tercatat menguat 68 persen dari yang sebelumnya US$600,5 per MT atau setara dengan Rp8.647.200 (kurs Rp14.400) menjadi US$1.008 per MT atau setara dengan Rp14.515.200 per MT (kurs Rp14.400) secara y-o-y.

Jika dibandingkan pekan lalu, average price yang tercatat tersebut melemah 3,7 persen dari yang sebelumnya sebesar US$1.047 per MT atau setara dengan Rp15.076.800 per MT (kurs Rp14.400). Meskipun penyebaran pandemi Covid-19 masih masif di Indonesia, harga rata-rata CPO tersebut berada jauh di atas level harga threshold yang sebesar US$750 per MT. Tidak hanya itu, harga CPO saat ini juga membawa harapan baru terhadap harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani.

Baca Juga: Gerak Harga CPO di Pekan III Juni 2021: Mulai Melantai

Prospek harga CPO saat ini kembali dibayangi risko terkait pandemi, setelah Indonesia dan Malaysia yang merupakan produsen utama komoditas ini menghadapi gelombang kedua penyebaran virus Corona, menyusul masuknya varian Delta. Tidak heran, Malaysia kembali memperpanjang penerapan karantina wilayah (lockdown) untuk menekan pandemi Covid-19. Sementara itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo dikabarkan akan memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat secara lebih ketat. 

Selain produsen, kedua negara juga merupakan konsumen utama CPO dunia. Mengutip Departemen Pertanian Amerika Serikat (US Department of Agriculture/USDA), Indonesia diprediksi berada di urutan teratas dengan konsumsi 15,3 juta metrik ton tahun ini dan Malaysia di urutan keenam dengan 3,45 juta ton. Oleh karenanya, pemberlakuan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) jilid 2 yang kemungkinan akan dijalankan di Indonesia, dan perpanjangan lockdown di Malaysia akan membuat produksi CPO terganggu, tetapi secara bersamaan konsumsinya tertekan. Pada saat yang bersamaan, juga terjadi penurunan impor minyak sawit dan produk turunannya dari India.

Sementara itu, trader minyak sawit senior di Interband Group of Companies, Jim Teh, mengatakan bahwa penurunan harga CPO masih akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan sebab tingginya persediaan di Malaysia dan Indonesia, sebaliknya permintaan masih lemah. "Tidak ada peristiwa besar (yang dapat memicu peningkatan permintaan) dalam beberapa bulan ke depan. Kami memperkirakan tren masih bearish, begitu juga dengan lemahnya permintaan yang membuat harga CPO akan terus menurun," kata Teh seperti dilansir The Star.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: