Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bikin Geleng Kepala! Negara Ini Catatkan Rasio Utang Tertinggi Ketiga di Dunia, Persentasenya...

Bikin Geleng Kepala! Negara Ini Catatkan Rasio Utang Tertinggi Ketiga di Dunia, Persentasenya... Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Athena -

Yunani memiliki utang pemerintah tertinggi ketiga sebagai persentase dari produk domestik bruto (PDB) di seluruh dunia, menurut statistik terbaru yang dikumpulkan oleh organisasi internasional. Utang pemerintah sering dianalisis melalui metrik utang terhadap PDB karena mengontekstualisasikan angka yang sangat besar.

Ambil contoh utang nasional Amerika Serikat (AS), yang saat ini mencapai lebih dari $27 triliun. Secara terpisah, angka ini terdengar menakutkan, tetapi ketika dinyatakan sebagai persentase dari PDB AS, angka ini menghasilkan 133 persen yang lebih dapat diterima. Format ini juga memungkinkan kita untuk membuat perbandingan yang lebih baik antar negara, terutama ketika ekonomi mereka berbeda dalam ukuran.

Baca Juga: Utang Pemerintah Capai Rp6.417 Triliun, Meningkat 40,4 Persen dalam 2 Tahun

greece-government-debt-2021-credit-imf.jpg

Menurut data terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF), Debt-to-GDP Yunani adalah 210 persen. Ini membuat negara ketiga dalam daftar dunia, di belakang Jepang dengan 257 persen dan Sudan dengan 212 persen.

Menurut Statista.com, situs yang didedikasikan untuk menyusun data ekonomi, rasio utang terhadap PDB Yunani mencapai puncaknya pada 2020. Mulai 2021 akan diturunkan secara bertahap menjadi sekitar 179 persen pada 2026.

Sebagian besar ekonom tidak memperkirakan bahwa Yunani akan terjebak dalam jangka menengah dalam krisis keuangan yang serupa dengan yang melanda negara itu pada tahun 2010. Krisis utang pemerintah Yunani menyebabkan serangkaian reformasi mendadak dan langkah-langkah penghematan yang pada gilirannya menyebabkan pemiskinan dan hilangnya pendapatan dan harta benda, serta krisis kemanusiaan skala kecil.

Proyeksi pertumbuhan substansial dalam beberapa tahun ke depan dan rendahnya suku bunga yang membuat pembayaran utang menjadi murah, memastikan bahwa pengulangan krisis tahun 2010 tidak mungkin terjadi.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: