Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masyarakat Berebut Dapat Oksigen, Luhut Teriak ke Industri Minta Bantu Penuhi

Masyarakat Berebut Dapat Oksigen, Luhut Teriak ke Industri Minta Bantu Penuhi Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta industri pasokan oksigen untuk memenuhi kebutuhan medis, seiring meningkatnya kasus Covid-19.

"Selama masa pandemi setiap harinya kebutuhan oksigen pada sektor medis mencapai 800 ton, maka dari itu, kita perlu memanfaatkan sektor oksigen untuk industri," ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (4/7/2021).

Diketahui, saat ini pemerintah mencatat hanya memiliki cadangan produksi oksigen sebesar 225 ribu ton per tahun yang dapat dimanfaatkan. Apabila jumlah ini dinilai kurang, pasokan gas oksigen untuk industri dapat dialihkan untuk kebutuhan medis. 

Baca Juga: Innalillahi, 33 Pasien Meninggal Karena Krisis Oksigen

Sementara itu, Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi menambahkan dengan melonjaknya penyebaran kasus konfirmasi positif Covid-19, diperlukan adanya optimalisasi berbagai kebijakan salah satunya melalui distribusi bagi obat-obatan dan alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan nasional.

"Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan produk farmasi dan alat kesehatan, khususnya pada produk dengan jumlah permintaan yang tinggi," jelas dia.

Baca Juga: Jangan Egois saat Kritis! MUI: Haram Menimbun Obat-obatan dan Oksigen

Menko Kemaritiman dan Investasi juga telah meminta Kementerian Kesehatan membantu Tim Satgas Covid-19 dalam hal pemenuhan suplai farmasi dan alat kesehatan untuk tiap provinsi. Kejaksaan dan BPKP turut dilibatkan dalam mengawasi program percepatan pengadaan produk farmasi dan alat kesehatan pada masa PPKM Darurat.

"Arahan-arahan yang disampaikan oleh Pak Menko Luhut ini semua dalam rangka memastikan pemenuhan kebutuhan produk farmasi dan alat kesehatan selama pandemi Covid-19, dan kemandirian nasional khususnya pada produk-produk dengan jumlah permintaan yang tinggi," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: