Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perusahaan di Eropa Ini Menabuh Genderang Perang, Wamenlu Geram

Perusahaan di Eropa Ini Menabuh Genderang Perang, Wamenlu Geram Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan multinasional Perancis di bidang energi, TotalEnergies, memutuskan tidak akan menggunakan minyak sawit di Kilang Biorefineri La Mède yang berlokasi di Châteauneuf-les Martigues, Marseille Perancis.

Pernyataan resmi ini diungkapkan Chairman and Chief Executive Officer TotalEnergies, Patrick Pouyanné, dalam wawancara dengan Koran La Provence yang terbit Senin (5/7/2021). "Mulai 2023, tidak akan ada lagi minyak sawit di La Mède (Kilang Biorefineri) atau di mana pun perusahaan berada," ujar Patrick Pouyanné.

Baca Juga: Sektor Unggulan Kalimantan Selatan, Kebun Sawit Serap Lebih dari 70 Ribu Pekerja

Terkait hal ini, Wakil Menteri Luar Negeri RI, Mahendra Siregar, sangat geram dengan kebijakan TotalEnergies yang menghentikan penggunaan minyak sawit mulai 2023. "Tidak perlu tunggu 2023, menurut saya sebaiknya dihentikan saja semua ekspor dan pasokan minyak sawit ke TotalEnergies sekarang sehingga produksi mereka di sana juga langsung berhenti," kata Mahendra seperti dikutip dari sawitindonesia.com.

Mahendra menyatakan tidak perlu memasok minyak sawit kepada perusahaan yang menerapkan standar ganda. "Jangan biarkan mereka bergantung kepada minyak sawit, tapi melecehkan kita. Kalau perlu, hentikan pasokan dan ekspor ke perusahaan produsen biodiesel seperti (TotalEnergies) di Uni Eropa," tegas Mahendra.

Dalam sebuah webinar, Mahendra Siregar memaparkan sejak tahun 1995 komoditas sawit telah menerapkan dan menaati hampir 700 jenis sertifikasi. Sementara untuk minyak rapeseed, kedelai, ataupun minyak matahari hanya 30 sertifikasi dalam periode yang sama. Segala requirement yang telah ditaati melalui beragam sertifikasi tersebut tidak menyelesaikan diskriminasi terhadap sawit.

Dikatakan Mahendra, untuk melawan diskriminasi komoditas sawit terutama kebijakan yang akan mem-phase out komoditas ini oleh Uni Eropa, Pemerintah Indonesia melalui ASEAN melakukan pendekatan holistik untuk membawa komoditas sawit dalam pembandingan minyak nabati yang keberlanjutan melalui studi berbasis ilmiah di ASEAN maupun negara-negara produsen lainnya. Sementara itu, SDGs menjadi tolok ukur utama dalam mempromosikan pendekatan yang berimbang antara pembangunan ekonomi, kemajuan sosial, dan lingkungan hidup.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: