Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berbagai Upaya Kemenlu Atasi Diskriminasi Kelapa Sawit

Berbagai Upaya Kemenlu Atasi Diskriminasi Kelapa Sawit Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepanjang periode tahun 2021, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memiliki lima prioritas kerja dalam upaya diplomasi global, yakni penguatan diplomasi ekonomi; diplomasi perlindungan; diplomasi kedaulatan dan kebangsaan; meningkatkan kontribusi dan kepemimpinan Indonesia di kawasan dan dunia; serta penguatan infrastruktur diplomasi.

Koordinator Fungsi Pertanian dan Pengembangan Komoditas, Direktorat Perdagangan, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual, Ditjen Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri RI, Novi Dwi Ratnasari, mengatakan bahwa untuk diplomasi ekonomi akan mencakup kapitalisasi pasar domestik; penguatan pasar tradisional dan terobosan pasar nontradisional; penguatan perundingan perdagangan dan investasi; promosi terpadu perdagangan dan investasi serta mendorong outbond investasi; menjaga kepentingan strategis Indonesia; dan mendorong ekonomi 4.0, termasuk menangani diskriminasi terhadap kelapa sawit.

Baca Juga: Sektor Unggulan Kalimantan Selatan, Kebun Sawit Serap Lebih dari 70 Ribu Pekerja

Langkah lainnya adalah melakukan peningkatan promosi dan marketing intelligence, serta menjaga daya saing, peningkatan keberterimaan ISPO di pasar global, dan mengatasi hambatan perdagangan di negara akreditasi. Tidak hanya itu, optimalisasi keanggotaan Indonesia dalam berbagai organisasi internasional seperti Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), FAO, WTO, dan ASEAN juga dilakukan dalam mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan.

"Meningkatkan sinergi dengan Kementerian atau Lembaga dan pemangku kepentingan guna memperoleh data terkini guna mendukung promosi capaian Indonesia dalam mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan," kata Novi seperti dikutip dari InfoSAWIT.

Hal lain yang juga dilakukan adalah dengan memperjuangkan perlakukan yang setara dan nondiskriminatif untuk seluruh jenis minyak nabati; menghindari penggunaan standar sustainability secara sepihak; serta menekankan dukungan terhadap petani skala kecil untuk memenuhi standar sustainability.

"Harus mengutamakan nexus sustainability minyak nabati dan upaya pencapaian SDGs, sesuai kajian mengenai perbandingan pencapaian Agenda SDGs 2030 oleh empat minyak nabati, yakni kelapa sawit, rapeseed, soybean, dan bunga matahari," ungkap Novi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: