Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Israel, Perlindungan Pfizer Terhadap Infeksi Merosot 64% karena...

Di Israel, Perlindungan Pfizer Terhadap Infeksi Merosot 64% karena... Kredit Foto: REUTERS/Michael Erman, Julie Steenhuysen
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Israel pada Senin mengatakan bahwa vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech masih sangat efektif dalam mencegah penyakit serius, sementara juga melaporkan penurunan dalam perlindungan infeksi dan penyakit simtomatik. Pengamatan tersebut bertepatan dengan berakhirnya persyaratan jarak sosial (social distancing) dan penyebaran varian Delta baru.

Efektivitas vaksin untuk mencegah infeksi dan penyakit bergejala turun menjadi 64% sejak 6 Juni, kata Kementerian Kesehatan, sebagaimana dilaporkan Reuters. Kabar baiknya adalah vaksin itu 93% efektif dalam mencegah penyakit serius akibat virus corona, termasuk rawat inap.

Baca Juga: Perjuangan Dapatkan Vaksin Corona Mirip Film The Hunger Games

Varian Delta diperkirakan menyebar 40-60% lebih cepat daripada varian Alpha yang mendominasi AS pada bulan April, yang 50% lebih mudah menular daripada jenis aslinya.

Seorang juru bicara Pfizer mengatakan kepada Fox News, Selasa (6/7/2021), tidak mengomentari data Israel tetapi mengatakan penelitian lain menunjukkan bahwa vaksin tersebut dapat menetralkan varian yang diuji, termasuk Delta. Netralisasi itu efisien tetapi "kesederhanaan berkurang relatif terhadap jenis sebelumnya," kata perusahaan itu.

Kementerian tidak mengungkapkan tingkat efektivitas sebelumnya terhadap infeksi sebelum penurunan. Pada bulan Mei, ia menerbitkan sebuah laporan yang mengatakan dua dosis vaksin Pfizer lebih dari 95% efektif melawan infeksi, rawat inap dan penyakit parah, menurut kantor berita.

Sekitar 60% populasi Israel telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin Pfizer. Negara itu kemudian mengalami penurunan kasus virus corona dari lebih dari 100.000 pada Januari menjadi satu digit pada Juni.

Sejak berakhirnya jarak sosial dan persyaratan masker, negara itu telah mengalami peningkatan kasus COVID-19, mencapai 343 pada Minggu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: