Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presdir BCA: Jangan Hanya Bergantung pada Stimulus, Ada Kesempatan Bangkit Melalui Digitalisasi

Presdir BCA: Jangan Hanya Bergantung pada Stimulus, Ada Kesempatan Bangkit Melalui Digitalisasi Kredit Foto: Unsplash/Marvin Meyer
Warta Ekonomi, Jakarta -

PPKM Darurat membatasi dengan ketat pergerakan mobilitas masyarakat. Kebijakan ini akan memberikan dampak langsung terhadap pelaku usaha, terutama yang bergantung pada mobilitas masyarakat.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengimbau para pelaku usaha untuk terus berinovasi dan tidak hanya bergantung pada stimulus pemerintah. Apalagi kebijakan pembatasan seperti ini sudah pernah terjadi sebelumnya pada 2020 lalu, jadi Jahja menilai seharusnya pembatasan kali ini tak terlalu memengaruhi kegiatan ekonomi.

Baca Juga: Ketika Sultan Borong Saham BCA, Habiskan Duit Rp90 Juta Lebih dalam Sehari

"Jadi situasi ini memberikan pelajaran, sehingga kita tidak boleh hanya bergantung pada stimulus. Saat ini harusnya mulai berpikir bagaimana untuk keluar (dari situasi ini) dan mengembangkan bisnis. Bagaimana bisnis berkembang tanpa mobilitas," ujar Jahja dalam webinar Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook 2021, Selasa (6/7/2021).

Jahja menceritakan BCA juga pernah dalam fase kebingungan mencari cara untuk mempertemukan nasabah dengan bisnisnya pada awal pandemi Covid-19. Lalu akhirnya BCA menemukan jalan melalui digitalisasi.

Oleh karena itu, Jahja juga mendukung para pelaku usaha untuk mentransformasikan bisnisnya ke ranah digital, terutama kepada para pelaku UMKM.

"Kekhawatiran membuat masyarakat enggan keluar rumah. Kami memang mendorong UMKM lebih go digital," lanjut Jahja.

Dia menyampaikan hingga saat ini baru 23 persen UMKM yang bisa on-boarding di e-commerce. Padahal cara tersebut merupakan kunci untuk keluar dari permasalahan mobilitas yang terhambat.

Dalam upaya mendukung transformasi digital pelaku UMKM, BCA telah mengadakan pameran UMKM secara virtual yang diikuti oleh 18 ribu peserta. Menurutnya, pelaku UMKM harus diberikan edukasi agar bisa berhasil berbisnis di platform digital.

Pada acara tersebut, UMKM diberikan informasi mengenai cara mempersiapkan produk lokal yang bermutu dan berkualitas, dibantu tim khusus untuk dapat hadir di e-commerce, serta dipertemukan dengan importir luar negeri bagi beberapa pelaku UMKM.

"Dan ini berhasil, akhirnya mereka bisa ekspor ke luar negeri dan bisa meningkatkan kinerjanya. Jadi, meamng zamannya harus hybrid," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: