Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembayaran Kendaraan Bermotor Secara Tunai Lebih Digemari, Pertumbuhan Kredit Semakin Terancam

Pembayaran Kendaraan Bermotor Secara Tunai Lebih Digemari, Pertumbuhan Kredit Semakin Terancam Kredit Foto: Dok. Daihatsu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) melihat banyak pembeli kendaraan yang memilih pembayaran secara tunai. Hal ini menjadi salah satu tantangan bagi pertumbuhan kredit pada 2021.

"Di tengah naiknya demand kendaraan ini, komposisi pembelian tunai semakin dominan. Tadinya untuk mobil 60 persen kredit sementara 40 persen cash, sekarang terbalik. Ini menjadi tantangan kita di 2021," ujar Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno dalam webinar Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook 2021, Selasa (6/7/2021).

Baca Juga: Penurunan Suku Bunga Belum Mampu Tingkatkan Permintaan Kredit, Tambah Sulit Ada PPKM Darurat

Ia menjelaskan industri multifinance masih belum mendapatkan multiplier effect secara optimal. Padahal industrasi otomotif tengah terdorong oleh insentif subsidi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

Ditambah lagi, PPKM Darurat membuat semakin terbatasnya mobilitas karyawan, terutama dalam hal penagihan, peningkatan cicilan macet dan restrukturisasi, kontraksi pertumbuhan piutang, biaya-biaya beban yang meningkat, serta masih terbatasnya sumber pendanaan untuk modal kerja.

Tantangan itu akan semakin menjauhkan target pertumbuhan piutang pembiayaan. Apalagi sebelumnya pertumbuhan piutang pembiayaan diharapkan akan kembali seperti sebelum pandemi, namun hingga sejauh ini penjualan mobil masih belum mendekati situasi seperti periode 2019.

"Kita masih akan mengalami kontradiksi dan pertumbuhan masih akan minus melihat kondisi enam bulan pertama periode ini," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso juga menyampaikan hal serupa. Dia menilai pandemi Covid-19 masih akan memberikan tekanan pada kinerja perusahaan di sektor pembiayaan (multifinance).

"Piutang pembiayaan diperkirakan akan tetap terkontraksi di level -1 persen sampai dengan -5 persen (yoy), khususnya karena maraknya pembelian kendaraan bermotor secara tunai," jelas Wimboh.

Akan tetapi, Wimboh meyakini ke depannya minat pembelian kendaraan bermotor secara kredit akan tetap bertumbuh, mengingat kebutuhan generasi milenial yang memiliki cukup tabungan untuk membeli kendaraan bermotor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: