Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amerika Berpaling dari Afghanistan, Pakar Bicara Kemungkinan Kembalinya Al Qaeda

Amerika Berpaling dari Afghanistan, Pakar Bicara Kemungkinan Kembalinya Al Qaeda Kredit Foto: US Army Photo/Carrie David Campbell
Warta Ekonomi, Kabul -

Keberangkatan tergesa-gesa bulan ini dari pasukan Barat yang tersisa dari Afghanistan, yang diputuskan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, telah memberanikan gerilyawan Taliban.

Dalam beberapa hari terakhir mereka telah merebut satu demi satu distrik, menyerbu pangkalan-pangkalan di mana pasukan pemerintah yang mengalami demoralisasi sering menyerah atau melarikan diri.

Baca Juga: Amerika Pergi, Tahanan Al Qaeda dan Taliban Masih di Bawah Kendali Afghanistan, Bahayakah?

Sekarang, kata pengamat, momok terorisme internasional muncul kembali.

"Penarikan Biden dari Afghanistan membuat pengambilalihan Taliban tak terelakkan dan memberi al-Qaeda kesempatan untuk membangun kembali jaringannya, ke titik di mana ia bisa sekali lagi merencanakan serangan di seluruh dunia," Dr Sajjan Gohel, seorang analis keamanan dan terorisme, mengatakan kepada BBC, Rabu (7/7/2021).

Memperluas operasi

Itu tentu saja di ujung spektrum yang lebih pesimistis, tetapi dua hal pasti di sini.

Pertama, Taliban --kelompok Islam garis keras yang memerintah Afghanistan dari tahun 1996-2001 dengan tongkat besi-- akan kembali dalam beberapa bentuk.

Untuk saat ini, mereka mengatakan tidak memiliki ambisi untuk merebut Kabul, ibu kota, secara paksa. Tetapi di sebagian besar negara mereka sudah menjadi kekuatan dominan dan mereka tidak pernah membatalkan tuntutan mereka untuk menjadikan negara itu Imarah Islam sesuai dengan pedoman ketat mereka sendiri.

Kedua, al-Qaeda dan saingannya, Negara Islam di Provinsi Khurasan (IS-KP), akan mencari keuntungan dari kepergian pasukan Barat untuk memperluas operasi mereka di Afghanistan.

Al-Qaeda dan ISIS sudah berada di Afghanistan. Negara ini terlalu bergunung-gunung, medannya terlalu kasar, karena tidak ada banyak tempat persembunyian terpencil bagi kelompok-kelompok teror yang dilarang secara internasional ini untuk bersembunyi.

Namun hingga saat ini dinas intelijen pemerintah Afghanistan, NDS, yang bekerja sama dengan AS dan pasukan khusus lainnya, sebagian telah mampu menahan ancaman tersebut.

Serangan dan pemboman masih terjadi, tetapi dalam banyak kesempatan yang jarang kita dengar di depan umum, informasi dari informan manusia atau panggilan telepon seluler yang disadap telah menghasilkan tindakan cepat dan efektif oleh pasukan khusus Afghanistan dan Barat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: