Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dibandingkan Sektor Lain, Petani Sawit di Kaltim Lebih Sejahtera

Dibandingkan Sektor Lain, Petani Sawit di Kaltim Lebih Sejahtera Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tingkat daya beli petani di Kalimantan Timur (Kaltim) terus menunjukkan penguatan. Pada Juni 2021, nilai tukar petani (NTP) Kaltim tercatat sebesar 119,32, atau naik 0,55 persen dibanding Mei 2021.

Secara sektoral, NTP tanaman perkebunan rakyat (NTPR) tercatat sebesar 146,86; NTP tanaman pangan (NTPP) sebesar 94,86; NTP tanaman hortikultura (NTPH) sebesar 105,38; NTP peternakan (NTPT) sebesar 105,81; dan nilai tukar nelayan dan pembudi daya ikan (NTNP) sebesar 102,13.

Baca Juga: Emang Keren! Berikut 3 Fungsi Ekologis Kebun Sawit yang Mirip Hutan

Berdasarkan sektor tersebut, NTPR mencatatkan nilai paling tinggi dibandingkan sektor lain karena mengalami peningkatan 1,08 persen secara m-o-m. Tingginya NTPR menandakan pendapatan petani perkebunan lebih tinggi dibandingkan petani sektor lain.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim, Muhammadsjah Djafar, mengatakan bahwa industri perkebunan kelapa sawit mampu berkinerja positif di tengah tekanan pandemi Covid-19, baik dari sisi perkebunan, petani, maupun pabrik. Di tingkat petani, terjadi peningkatan dari jumlah panen hingga harga TBS.

Bahkan saat ini, harga TBS mencapai Rp2.219 per kilogram. "Tingginya harga jual ini yang membuat petani lebih sejahtera," kata Djafar.

Perlu diketahui, Kementerian Pertanian mencatat, luas perkebunan kelapa sawit di Kaltim mencapai 1.287.449 hektare atau berkontribusi 7,86 persen dari luas kebun sawit nasional. Saat ini, kinerja kelapa sawit memang cukup baik di tengah banyaknya sektor yang menurun signifikan.

Tingginya penggunaan produk sawit seperti biodiesel juga turut membuat harga TBS menunjukkan tren peningkatan. Tingginya harga CPO yang membawa peningkatan harga TBS, di tengah tingginya permintaan ini yang membuat kesejahteraan petani perkebunan lebih baik dibandingkan sektor lain.

"Perkebunan juga menjadi satu-satunya sektor yang tidak melakukan PHK karena Covid-19 sehingga wajar saja NTP sektor ini lebih tinggi dibandingkan yang lain," ungkap Djafar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: