Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Blak-blakan Nilai Jokowi Gagal, Refly Harun: Wajar Ada PPKM 'Pak Presiden Kapan Mundur'

Blak-blakan Nilai Jokowi Gagal, Refly Harun: Wajar Ada PPKM 'Pak Presiden Kapan Mundur' Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun blak-blakan menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal sebagai kepala negara. Bahkan, saat ini ia merasa seperti tidak ada negara. Hal tersebut diungkapkan Refly Harun dalam video berjudul Saatnya Jokowi Kibarkan Bendera Putih!! yang disiarkan melalui kanal YouTube miliknya.

Menurut akademisi ini, kegagalan itu bisa dilihat jika diukur dari amanat konstitusi untuk melindungi segenap bangsa. Oleh sebab itu, Refly Harun mengatakan, wajar jika banyak orang yang meminta Jokowi mengundurkan diri. Apalagi menurutnya, PPKM Darurat juga telah menjadi meme baru, yakni Pak Presiden Kapan Mundur.

Baca Juga: Cuitan Anak Buah Prabowo Nggak Ada Takut-takutnya Bersuara, Jokowi Disebut Tak Mampu Tangani..

"Pemerintahan sebenarnya sudah gagal dalam mengimplementasikan, mewujudkan, dan menjalankan amanat konstitusi," jelas Refly Harun dilansir dari GenPI.co, Selasa (6/7).

Hal itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, masyarakat tidak terlindungi dari Covid-19. Bahkan, banyak dari masyarakat yang sedang bertaruh dan berjuang sendiri untuk mempertahankan hidup masing-masing.

"Termasuk keluarga saya, mertua saya, saat ini akhirnya kita bawa ke rumah sakit. Akan tetapi, tidak ada fasilitas yang nyaman lagi," bebernya.

Refly Harun menceritakan bahwa rumah sakit yang sempat dia datangi sudah overload, termasuk UGD di rumah sakit tersebut. "Jadi, bisa pasrah saja. Rumah sakit juga tidak menyediakan oksigen yang cukup. Sekarang seperti tidak ada negara karena harus berjuang untuk mengatasi hidup sendiri," jelas Refly Harun.

Parahnya lagi, Refly Harun mengungkapkan bahwa kelemahan pemerintah adalah tidak fokus dalam menangani Covid-19 sejak awal. "Pemerintah pusat menjadikan Anies Baswedan sebagai rival. Padahal dalam penanganan Covid-19, Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah pucuk pimpinan tertinggi," ungkapnya.

Selain itu, dirinya juga mengaku kebingungan siapa sosok jenderal lapangan yang menangani Covid-19. Oleh sebab itu, dirinya menilai ada yang tidak jelas dalam penanganan Covid-19. "Inilah yang menjadikan penanganan tumpang tindih. Paling tidak, tidak ada jenderal lapangan yang bisa kita jadikan rujukan atau tongkat komando," bebernya.

Maka dari itu, ketidakjelasan ini menimbulkan korban satu demi satu. Bagi rakyat yang melihat dari sisi objektif, pemerintah telah gagal.

"Negara lain paling tidak, tidak separah Indonesia. Negara lain masih punya harapan, bahkan beberapa tempat di negara lain sudah bisa mengadakan pesta," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: