Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Covid-19 Varian Wuhan, Alpha, dan Delta, Inilah Perbandingan Rasio Penularannya

Covid-19 Varian Wuhan, Alpha, dan Delta, Inilah Perbandingan Rasio Penularannya Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tahun 2021 ditandai dengan ditemukannya varian baru Covid-19. Dibandingkan saat kasus Covid-19 pertama kali muncul yang didominasi varian Wuhan, varian terbaru yang disebabkan faktor mutasi diyakini memiliki tingkat penularan yang masif dan lebih mematikan dibandingkan varian Wuhan.

Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Raden Pardede, membandingkan karakteristik rasio penularan Covid-19 dengan mengambil contoh varian Wuhan, Alpha, dan Delta. Karakteristik rasio penularan disimulasikan dengan warga yang benar-benar mengabaikan protokol kesehatan.

Baca Juga: Pemerintah Sebut Waktu Liburan Beruntun Menjadi Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19

“Dari situ nanti akan terbayangkan betapa berbahayanya Covid-19 varian terbaru,“ kata Pardede, dalam diskusi virtual bertajuk Kajian Tengah Tahun INDEF 2021: Bola Liar Vaksinasi Ekonomi?, Rabu (7/7/2021).

Pardede mencotohkan varian Wuhan dengan waktu inkubasi selama 5-6 hari memiliki potensi daya penularan ke sebanyak 3 orang, dengan mampu menularkan ke sebanyak 729 orang dalam kurun waktu 30 hari.

Varian Alpha dengan waktu inkubasi selama 4 hari memiliki potensi daya penularan ke sebanyak 4-5 orang, dengan mampu menularkan ke sebanyak 15.625 orang dalam kurun waktu 30 hari.

Terakhir, varian Delta yang kasusnya sempat meledak di India, memiliki waktu inkubasi selama 4 hari memiliki potensi daya penularan ke sebanyak 5-8 orang, dengan mampu menularkan ke sebanyak 117.649 orang dalam kurun waktu 30 hari.

Perubahan karakter rasio penuluran tersebut yang menyebabkan terus terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Pardede menambahkan berdasarkan whole genome sequencing di wilayah Jabodetabek, varian Delta mendominasi terjadinya penambahan kasus positif Covid-19 yang menjadi pembeda dari tahun 2020.

“Mutasi virus baru ini yang sama sekali tidak kita perhitungkan,” ungkapnya.

Seperti diketahui, kasus harian per 6 Juli sudah mencapai 31.189 kasus. Kondisi tersebut menyebabkan fasilitas kesehatan mulai tidak mampu membendung kedatangan pasien Covid-19. “Kebijakan PPKM dilakukan untuk menurunkan kasus harian di bawah 10 ribu. Melebihi angka 10 ribu yang mengkhawatirkan adalah ketersediaan fasilitas kesehatan kita,” ungkapnya.

Atas dasar itu, pemerintah mulai menambahkan kapasitas tempat tidur yang menampung pasien Covid-19 dengan memanfaatkan fasilitas pemerintah seperti Wisma Atlet, Rusun Nagrak Cilincing,  Rusun Pasar Rumput, Wisma Haji Pondok Gede dan puluhan tenda IGD darurat di RS Jakarta.

“Menindaklanjuti lonjakan kasus positif Covid-19, tempat-tempat tersebut digunakan sebagai tempat isolasi terpusat,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: