Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Puluhan Utusan dari Rusia Diam-Diam Temui Jenderal Kudeta Myanmar

Puluhan Utusan dari Rusia Diam-Diam Temui Jenderal Kudeta Myanmar Kredit Foto: Reuters/Thar Byaw
Warta Ekonomi, Yangon -

Sebanyak 20 delegasi Rusia melakukan kunjungan rahasia ke Myanmar seminggu sebelum Pemimpin Junta Min Aung Hlaing berkunjung ke Moskow.

Media lokal Myanmar Now melaporkan pada Selasa (6/7/2021), tujuan kunjungan yang berlangsung pada 13-19 Juni tersebut tidak jelas. Namun, Myanmar Now mengungkapkan kunjungan tersebut tampaknya terkait urusan angkatan laut karena dipimpin oleh Wakil Panglima Angkatan Laut Rusia Wakil Laksamana Vladimir Lvovich Kasatonov.

Baca Juga: Keras! Sekjen PBB Bersuara Lantang ke Junta Militer Myanmar

Berdasarkan dokumen yang diperoleh Myanmar Now, sembilan delegasi, termasuk wakil laksamana, mengunjungi Naypyitaw selama satu malam untuk bertemu dengan angkatan laut Myanmar.

Alexander Basov, seorang perwakilan dari eksportir senjata milik negara Rusia, Rosoboronexport, ikut mengunjungi ibu kota Myanmar tersebut.

Sementara, Min Aung Hlaing menghabiskan waktu satu minggu di Rusia sejak 20 Juni. Ini merupakan perjalanan kedua Min Aung Hlaing ke luar negeri sejak memimpin kudeta pada 1 Februari.

Di Rusia, Min Aung Hlaing menghadiri Konferensi Keamanan Internasional Moskow, bertemu dengan pejabat senior militer Rusia, mengunjungi sekolah pelatihan militer dan kantor pusat Rosoboronexport.

Min Aung Hlaing juga bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu dan mengucapkan terima kasihnya atas dukungan Rusia terhadap angkatan bersenjata Myanmar.

“Berkat Rusia, tentara kami telah menjadi salah satu yang terkuat di kawasan,” kata Min Aung Hlaing menurut kantor berita Rusia.

Di sisi lain, Shoigu mengatakan Myanmar adalah sekutu yang dapat diandalkan dan berpendapat kerja sama militer merupakan komponen penting dalam hubungan antara kedua negara. Kunjungan Min Aung Hlaing dilakukan setelah Majelis Umum PBB menyerukan negara-negara anggota untuk "mencegah aliran senjata" ke Myanmar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: