Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

66% Investor Muda Yakin Kinerja Investasi Berwawasan Lingkungan Lebih Moncer Ketimbang...

66% Investor Muda Yakin Kinerja Investasi Berwawasan Lingkungan Lebih Moncer Ketimbang... Kredit Foto: Architas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Architas, bagian dari Grup global AXA, meluncurkan kajian ESG (Environmental, Social, dan Governance/ konsep Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola) yang memberikan gambaran mendalam mengenai pandangan investor ritel terhadap ESG di 11 negara, termasuk Indonesia.

Salah satu temuan kunci dalam kajian ini adalah sebagian besar investor ritel Indonesia mempertimbangkan faktor ESG dalam memilih portfolio investasi.

Temuan dari laporan kajian tersebut menegaskan adanya keinginan yang jelas di antara para investor Asia agar etika dan pertimbangan ESG mereka diperhitungkan dalam keputusan investasi mereka, dan dalam beberapa kasus bahkan lebih tinggi dari orang-orang di Eropa.

Presiden Direktur PT Architas Asset Management Indonesia, Edhi Widjojo menyatakan bahwa hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa keinginan untuk berinvestasi dalam sektor ESG tumbuh pesat di Asia, khususnya di Indonesia. Baca Juga: Ini Saran Investasi Saham dari Ardi Bakrie Buat Para Pemula

"Architas berkomitmen untuk memasukkan kriteria ESG dalam pemilihan dana investasi dan solusi investasinya untuk membangun proposisi yang lebih kuat bagi para kliennya, sekaligus untuk mendukung komitmen berkelanjutan AXA terhadap prinsip investasi yang bertanggung jawab," ujarnya di Jakarta, Rabu (7/7/2021).

Perwakilan Pemegang Saham PT Architas Asset Management Indonesia, Julien Steimer mengungkapkan bahwa publikasi laporan ini dilakukan pada saat yang tepat, saat dunia berupaya mengatasi dan bangkit dari pandemi Covid-19.

“Pembiayaan untuk ESG akan menjadi bagian penting dari pemulihan. Selain itu, target emisi nol bersih kini telah ditetapkan untuk semua ekonomi utama,” katanya. 

Untuk diketahui, kajian dari Architas itu mengungkapkan bahwa 82% investor di Indonesia mengganggap berinvestasi secara aktif pada teknologi terbarukan dalam rangka transisi menuju pengurangan emisi karbon bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri MIGAS dapat dimasukan dalam portofolio ESG. 

Angka ini merupakan angka yang tertinggi jika dibandingkan dengan kalangan investor di negara-negara lain. Kajian tersebut dilakukan di beberapa negara Eropa dan Asia, seperti Belgia, Jerman, Spanyol, Perancis, Italia, Hong Kong, Jepang, Filipina, Singapura, Thailand dan Indonesia; dengan melibatkan ribuan responden yang terdiri dari investor dan non-investor. Baca Juga: Penting! Bekali Diri dengan Edukasi dan Literasi Investasi sebelum Trading di Bursa Saham

Secara keseluruhan, hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa 92% dari semua investor yang menjadi responden akan mengharapkan kinerja dana ESG menjadi lebih baik atau sebanding dengan dana non-ESG dengan tingkat risiko yang sama.

Investor, khususnya investor yang lebih muda, sekarang berpendapat bahwa kinerja dana investasi ESG akan mengungguli dana investasi non-ESG dengan tingkat risiko yang sama. Hal ini terutama terjadi di Thailand dengan 82% responden dan Indonesia dengan 66% responden. 

Meskipun demikian, baru sekitar 50% responden investor di Indonesia yang mempunyai portfolio ESG. Angka ini cukup tinggi dibandingkan dengan responden investor di negara-negara lainnya; dengan kepemilikan rata-rata jauh lebih rendah di Eropa sekitar 25%.

Kajian ini juga menunjukkan bahwa faktor ESG atau lingkungan, sosial dan tata kelola menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi para investor dan non-investor di 11 negara. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: