Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenangan Taliban di Afghanistan Diramalkan Bisa Picu Kekuatan Hamas dan Hizbullah

Kemenangan Taliban di Afghanistan Diramalkan Bisa Picu Kekuatan Hamas dan Hizbullah Kredit Foto: Sky News
Warta Ekonomi, Yerusalem -

Taliban tampaknya tengah menuju pada konsolidasi kemenangan melawan pemerintah Afghanistan. Krisis yang membayangi negara itu dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan, dan mngkin memicu Hamas dan Hizbullah.

Taliban merupakan gerakan militan yang berusaha merebut sebuah negara dari pemerintah pusat yang diakui secara internasional. Banyak negara tampaknya menjadi tuan rumah dan membantu Taliban secara diam-diam.

Baca Juga: Pasukan Afghanistan Perlu Diperhitungkan Juga Usai Pukul Mundur Taliban

Dilansir Jerusalem Post, Senin (12/7/2021), kelompok ini mirip dengan bagaimana Hizbullah dan Hamas berkembang dengan dukungan asing dan menerima legitimasi. Meskipun mereka menimbun senjata secara tidak sah dan menggunakan pembunuhan di luar proses hukum dan gerakan militan di luar hukum untuk mengancam wilayah tersebut.

Selama bertahun-tahun, pelabelan Hamas dan Hizbullah sebagai kelompok teroris seharusnya mengucilkan mereka dan mengusir mereka dari luar wilayah organisasi yang dapat diterima. Namun banyak negara besar tidak memandang mereka sebagai teroris, khususnya Turki dan Iran.

Keduanya mendukung Hamas, dan Iran juga mendukung Hizbullah. Para pemimpin Hamas telah menerima sambutan karpet merah di banyak negara, dari Turki hingga Qatar dan bahkan Malaysia.

Sekarang, kemenangan Taliban di Afghanistan –dan kemampuan mereka untuk membuka pintu dari Qatar ke Rusia dan Iran– menggambarkan bahwa model gerakan ekstremis militan yang menerima “halal” internasional sedang terjadi dengan frekuensi yang meningkat.

Ada suatu masa ketika negara-negara mendukung berbagai kelompok proksi selama Perang Dingin. Namun, akhir perang itu menyebabkan jeda singkat dalam urusan internasional di mana tatanan dunia liberal dan AS yang hegemonik tampaknya mengurangi jumlah gerakan militan yang diperlakukan sebagai negara.

Sekarang, kekacauan global kembali –dan munculnya berbagai rezim otoriter yang menginginkan dunia multi-kutub dan semuanya menentang AS berarti bahwa kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah dapat berkembang.

Pertanyaan besarnya adalah seberapa besar rasa hormat yang bisa diperoleh Hamas dan Hizbullah?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: