Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga CPO di Pekan I Juli 2021: Kembali Mendaki

Harga CPO di Pekan I Juli 2021: Kembali Mendaki Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melewati pekan I Juli 2021, harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada CIF Rotterdam basis tercatat menguat 77 persen dari yang sebelumnya US$606,88 per MT atau setara dengan Rp8.799.760 (kurs Rp14.500) menjadi US$1.074 per MT atau setara dengan Rp15.573.000 per MT (kurs Rp14.500) secara y-o-y.

Jika dibandingkan pekan lalu, average price yang tercatat tersebut menguat 6,5 persen dari yang sebelumnya sebesar US$1.008 per MT atau setara dengan Rp14.616.000 per MT (kurs Rp14.500). Meskipun penyebaran pandemi Covid-19 masih masif di Indonesia, harga rata-rata CPO tersebut berada jauh di atas level harga threshold yang sebesar US$750 per MT. Tidak hanya itu, harga CPO saat ini juga menjadikan harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani meningkat. 

Baca Juga: Dikatakan Cerdas Jika Pilih Minyak Sawit dengan Tegas

Beragam kebijakan akomodatif dari sejumlah negara untuk industri sawit, menjadi katalis positif yang mengerek CPO. Pada akhir Juni lalu, pemerintah India memperbolehkan impor produk olahan CPO (refined palm oil) selama enam bulan ke depan, yang mana status impor diubah dari yang sebelumnya restricted menjadi free. S

elain itu, Perdana Menteri India, Narendra Modi juga menurunkan pajak impor CPO dari 49,5 persen menjadi 41,25 persen. Penurunan tarif impor tersebut mendorong permintaan CPO dari India sehingga menyebabkan harga terkerek naik. 

Sementara itu, pemerintah Indonesia juga telah menurunkan harga referensi CPO menjadi US$1,094,15 per ton atau lebih rendah dibandingkan bulan Juni lalu. Dengan penurunan harga ini berarti pungutan ekspor yang dibebankan pun menjadi lebih rendah.

Dengan kebijakan dari India dan Indonesia tersebut, dapat mendorong permintaan CPO Indonesia dan menjaganya di level harga yang relatif tinggi. Kendati demikian, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, peningkatan produksi CPO pada semester II/2021 mampu menekan harga CPO ke depan. Bahkan, lebih rendah daripada rata-rata harga konsensus.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: