Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PT Pertamina: Siap Produksi B40 Berbahan Sawit dengan Syarat…

PT Pertamina: Siap Produksi B40 Berbahan Sawit dengan Syarat… Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan kesiapan pihaknya untuk menaikkan produksi biodiesel dari blending rate 30 persen (B30) menjadi biodiesel 40 persen (B40) sebagaimana target pemerintah.

Sesuai dengan hal tersebut, Nicke meminta adanya kepastian keberlanjutan suplai minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Pasalnya, jika memproduksi B40 atau bahkan hingga B100, maka keberlanjutan suplai CPO menjadi hal yang sangat penting.

Baca Juga: Legislator Apresiasi Langkah Pertamina Turut Atasi Kelangkaan Oksigen

“Kalau mau naikkan B30 jadi B40, kami sangat siap. Tinggal bagaimana sekarang kontinuitas suplai. Oleh karena itu, dengan BUMN lain seperti PTPN, integrasikan dari hulu ke hilir. Kalau terintegrasi, ini akan naikkan keekonomian dan jaminan dari suplai hulu,” kata Nicke. 

Lebih lanjut Nicke mengatakan, PT Pertamina akan mencoba memproduksi bahan bakar minyak (BBM) berbasis sawit (biofuel) terintegrasi dari hulu sampai hilir. Dia pun menyarankan agar harga CPO untuk biofuel ini tidak perlu mengikuti harga pasar dunia, terutama ketika diproduksi di dalam negeri.

“Kita integrasikan dengan PTPN. Terobosan yang harus kita lakukan kalau CPO digunakan bahan baku energi, maka penetapan harganya tidak perlu mengikuti harga pasar CPO dunia. Karena ini produksi kita dan akan diproduksi biofuel di Indonesia,” kata Nicke.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana mengatakan, ke depan, serapan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) akan terus mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan program biodiesel.

Dijelaskan Dadan, program biodiesel sudah dimulai sejak tahun 2006 dan mulai komersial pada tahun 2008. Dimulai dari 2,5 persen, naik menjadi 7,5 persen, 10 persen, 15 persen, 20 persen di tahun 2016 dan tahun 2020 menjadi 30 persen sampai sekarang.

“Bahwa di 2019 sebanyak 6,6 juta kiloliter berhasil dicampurkan dengan minyak solar; 2020 8,4 juta kiloliter; tahun ini 9,2 juta kiloliter dalam pemanfaatan B30 dan akan terus naik dengan pertumbuhan konsumsi di masyarakat,” terang Dadan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: