Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

WHO Bicara Kemungkinan Terburuk yang Diakibatkan Varian Delta, Jangan Kejadian!

WHO Bicara Kemungkinan Terburuk yang Diakibatkan Varian Delta, Jangan Kejadian! Kredit Foto: Reuters/Denis Balibouse
Warta Ekonomi, Zurich -

Varian Delta memperparah lonjakan kasus positif COVID-19 di sejumlah negara Timur Tengah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (14/7/2021), mengatakan, kondisi tersebut berpotensi memiliki dampak yang mengerikan, yang diperparah dengan penyebaran varian Delta dan ketersediaan vaksin yang minim.

Setelah penurunan kasus dan kematian di kawasan Mediterania Timur selama delapan pekan, WHO itu mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan kasus yang signifikan di Libya, Iran, Irak dan Tunisia, dengan kenaikan tajam diproyeksikan terjadi di Lebanon dan Maroko.

Baca Juga: Lebih Menular, Waspadai Gejala Varian Delta Covid-19 Berikut Ini | Infografis

Pekan depan negara di seluruh kawasan akan merayakan Iduladha, yang biasanya mencakup pertemuan sosial dan keagamaan di mana infeksi dapat menyebar.

"WHO khawatir bahwa peningkatan COVID-19 saat ini akan terus memuncak dalam beberapa pekan ke depan, dengan konsekuensi bencana," tulis pernyataan kantor regional WHO. WHO juga mengatakan, kepatuhan aturan sosial dan kesehatan masyarakat yang minim, "tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi" dan tingkat vaksinasi yang rendah serta penyebaran varian baru, menjadi penyebab lonjakan COVID-19.

Badan PBB itu menyoroti Tunisia sebagai negara dengan tingkat kematian COVID-19 per kapita tertinggi di kawasan dan di Afrika. WHO juga mencatat bahwa kasus harian hampir melonjak dua kali lipat di Iran selama empat pekan hingga awal Juli.

Menurut pernyataan itu, jumlah keseluruhan kasus COVID-19 yang dilaporkan di kawasan Mediterania Timur, yang mencakup Pakistan, Afghanistan, Somalia dan Djibouti serta negara-negara Timur Tengah, melampaui 11,4 juta kasus.

Disebutkan pula bahwa tercatat 223.000 kematian akibat COVID-19.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: