Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagaimana Kita Tahu Benar-benar Sembuh dari Corona dan Tak Akan Menulari Orang Lain? Simak Pakar...

Bagaimana Kita Tahu Benar-benar Sembuh dari Corona dan Tak Akan Menulari Orang Lain? Simak Pakar... Kredit Foto: Pixabay/Cromaconceptovisual

"Apakah ada perbaikan kondisi secara umum, misalnya napsu makannya seperti apa, ditambah pemeriksaan penunjang," kata dr Ning. Pemeriksaan tersebut antara lain foto ronsen, pemeriksaan lab, dan terkadang pemeriksaan PCR evaluasi.

"Karena secara teori, pada orang bergejala sedang dan berat, masa menularnya lebih panjang, dan berapa lamanya tidak bisa dipastikan, tergantung kondisi orang," katanya.

Apakah pasien COVID-19 bergejala ringan perlu tes PCR lagi? Jawabannya saat ini tidak, karena berdasarkan temuan WHO, dalam sampel tes PCR positif pada seseorang yang sudah sembilan hari bergejala, hampir tidak ada virus yang bisa dikultur.

Proses kultur virus merupakan teknik laboratorium yang mengetes kemampuan menular virus. "Ternyata [walau hasil tes] positif, tidak ada virus yang hidup. Dia positif ya positif saja, tapi setelah dikultur ya tidak hidup [virusnya]," kata dr Ning.

"Jadi hasil positif menunjukkan materi genetik yang ada, tapi enggak bisa membedakan materi genetiknya, apakah berasal dari virus yang masih utuh dan aktif, atau virusnya sudah rusak." Sejak Mei 2020, persyaratan dua tes PCR sudah tidak lagi dibutuhkan untuk yang bergejala ringan, karena terbatasnya peralatan laboratorium dan petugas di daerah penularan tinggi.

Dokter Ning mengatakan persyaratan tes PCR dapat diberlakukan bila negara memang punya kapasitas untuk melakukannya. "Negara maju yang tes PCR nya masih banyak, boleh melakukan evaluasi PCR untuk menentukan seseorang boleh keluar [dari isolasi] atau belum," katanya.

"Di Indonesia kita mengadopsi [aturan] Kemenkes, tidak perlu pakai PCR tapi harus ada penilaian dokter, makanya harus ada surat." Kok masih lemas setelah sembuh? Menurut dr Ning, ini tidak hanya terjadi ketika terkena COVID-19.

"Pemulihan [dari] penyakit apa saja pasti kan butuh waktu," katanya. Misalnya, setelah sakit tifus atau demam berdarah, badan seseorang baru bisa kembali fit setelah dua atau tiga minggu kemudian.

Beberapa penyakit bahkan butuh satu sampai dua bulan. Ini karena "tentara" tubuh kita habis berperang dengan penyakit itu sendiri, menurut dr Ning.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: