Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditekan LSM, Kredibilitas Sertifikasi Hutan Lestari FSC Diragukan

Ditekan LSM, Kredibilitas Sertifikasi Hutan Lestari FSC Diragukan Kredit Foto: Cahyo Prayogo

Di pasar internasional, dikatakan Petrus Gunarso, perusahaaan kayu dari negara berkembang seperti Indonesia diminta untuk memenuhi standar negara pembeli seperti Eropa. Itu sebabnya, berdirilah lembaga seperti FSC yang menerbitkan logo dagang produk kayu.

"Masalahnya adalah pelaku bisnis di negara berkembang. Malahan dibuat ruwet karena harus memenuhi  kriteria sustainability yang berbeda di antara lembaga sertifikasi kayu. Jadi, belum  ada  kriteria yang dibuat untuk standar internasional misalkan melalui ISO,” jelas Petrus.

Petrus mengingatkan bahwa sertifikasi ini bagian dari strategi dagang. Perusahaan kayu diminta punya sertifikasi oleh pembeli di luar negeri. Kendati sifatnya voluntir. Tapi kalau tidak punya sertifikatnya berakibat kesulitan masuk pasar ekspor.

Tak heran, beberapa lembaga sertifikasi hutan melibatkan  jejaring LSM baik internasional dan lokal supaya perusahaan mempunyai sertifikat hutan lestari.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: