Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentolan Afghanistan Bersumpah Capai Damai dengan Afghanistan Meski dalam Pertempuran

Pentolan Afghanistan Bersumpah Capai Damai dengan Afghanistan Meski dalam Pertempuran Kredit Foto: AP Photo/Alexander Zemlanichenko
Warta Ekonomi, Islamabad -

Pemimpin Taliban mengatakan pada Minggu (18/7/2021) bahwa gerakannya berkomitmen untuk penyelesaian politik untuk mengakhiri perang puluhan tahun di Afghanistan. Bahkan, menurutnya, itu bisa dilakukan ketika gerilyawan bertempur di puluhan distrik di seluruh negara.

Pernyataan Maulawi Hibatullah Akhunzada datang ketika para pemimpin Taliban bertemu dengan delegasi tingkat tinggi pemerintah Afghanistan di negara Teluk Qatar untuk memulai pembicaraan damai yang terhenti. Delegasi Kabul termasuk orang nomor dua di pemerintahan, Abdullah Abdullah, kepala dewan rekonsiliasi nasional Afghanistan.

Baca Juga: Pertempuran Terbuka Pasukan Afghanistan dan Taliban Pecah di Perbatasan Pakistan

Pembicaraan dilanjutkan pada Sabtu (24/7/2021), seperti dilaporkan kantor berita Associated Press, Senin (19/7/2021), menjelang empat hari libur Idul Adha, yang di banyak bagian dunia diperkirakan akan dimulai Selasa. Sesi kedua akan berlangsung Minggu (25/7/2021) sore.

Utusan perdamaian Washington Zalmay Khalilzad, yang berada di Qatar, sebelumnya menyatakan harapan untuk pengurangan kekerasan dan kemungkinan gencatan senjata selama Idul Adha.

Akhundzada mengatakan bahwa “terlepas dari keuntungan dan kemajuan militer, Imarah Islam sangat mendukung penyelesaian politik di negara ini, dan setiap peluang untuk pembentukan sistem Islam.”

Imarah Islam Afghanistan adalah apa yang disebut Taliban sebagai pemerintah mereka ketika mereka memerintah negara itu selama lima tahun, sampai penggulingan mereka oleh koalisi pimpinan AS pada 2001.

Namun, ada beberapa tanda kesepakatan politik di cakrawala. Pertempuran antara Taliban dan pasukan pemerintah terus berlanjut di puluhan provinsi, dan ribuan warga Afghanistan mencari visa dengan harapan meninggalkan negara itu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: