Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Hari Ini Gak Tenang! Dag-Dig-Dug saat Dolar AS Menang Lawan Banyak Mata Uang!

Rupiah Hari Ini Gak Tenang! Dag-Dig-Dug saat Dolar AS Menang Lawan Banyak Mata Uang! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah hari ini tertekan di hadapan mayoritas mata uang dan bertengger di kisaran Rp14.400 per dolar AS pada Senin, 26 Juli 2021. Melansir dari RTI, rupiah terkoreksi sedalam -0,11% ke level Rp14.492 per dolar AS.

Rupiah hari ini juga melemah di hadapan euro (-0,14%) dan poundsterling (-0,13%). Pada saat yang sama, rupiah menguat tipis terhadap dolar Australia (0,08%). Baca Juga: Ambruk! Harga Emas Antam Hari Ini Terkoreksi dan Nyaris Terdepak ke Rp930 Ribuan!

Sebagian besar mata uang regional tengah menguat atas rupiah, seperti yen (-0,27%), ringgit (-0,12%), dolar Hong Kong (-0,11%), yuan (-0,09%), dolar Singapura (-0,05%). Namun, rupiah bisa unggul melawan won (0,16%), dolar Taiwan (0,14%), dan baht (0,07%). Baca Juga: Jokowi Perpanjang PPKM! Cek Harga Emas Hari Ini, 26 Juli 2021

Nilai tukar rupiah tak bisa leluasa bergerak unggul atas mata uang dunia. Selain karena sentimen keputusan Presiden Jokowi untuk memperpanjang PPKM level 4, rupiah hari ini juga dibayangi oleh penantian pasar terhadap keputusan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). 

Melansir dari channelnewasia.com, dolar AS kini tengah perkasa secara global di tengah membaiknya ekonomi AS dan semakin mendukung prospek The Fed untuk mulai mengurangi pembelian aset pada awal tahun ini. 

Commonwealth Bank of Australia memproyeksikan dolar dapat terus menguat minggu ini di tengah kemungkinan The Fed bergerak selangkah lebih dekat ke tapering pada akhir pertemuan kebijakan dua hari pada hari Rabu.

"Kami mengharapkan FOMC turun 'substansial' dari 'kemajuan lebih lanjut substansial'" dalam panduannya tentang kondisi yang diperlukan untuk pasar tenaga kerja sebelum menghapus dukungan moneter, ahli strategi CBA Joseph Capurso menulis dalam catatan klien, dilansir pada Senin, 26 Juli 2021.

"Menghapus 'substansial' akan menandakan FOMC percaya akan segera tepat untuk mengurangi pembelian aset," menyiapkan kemungkinan pengumuman pengurangan pada bulan September, katanya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: