Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Afghanistan Cokok Para Jurnalis Lokal, Katanya Dituduh Propaganda tapi...

Afghanistan Cokok Para Jurnalis Lokal, Katanya Dituduh Propaganda tapi... Kredit Foto: Getty Images/AFP/Wakil Kohsar
Warta Ekonomi, Kabul -

Pihak berwenang Afghanistan telah menangkap empat wartawan atas tuduhan propaganda, pada Selasa (27/7/2021). Mereka ditangkap setelah mencoba memasuki daerah Spin Boldak di Provinsi Kandahar selatan, yang menjadi medan tempur antara pasukan keamanan Afghanistan dengan  Taliban.

Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan, tiga jurnalis di Kandahar yang bekerja untuk radio lokal dan satu jurnalis yang bekerja untuk televisi lokal telah ditangkap. Mereka ditangkap setelah mengabaikan peringatan dari Direktorat Keamanan Nasional (NDS) agar semua jurnalis tidak memasuki daerah itu.

Baca Juga: Tanpa Aba-Aba, Taliban Tembak Helikopter Militer Afghanistan

"NDS tidak mengizinkan wartawan pergi ke daerah itu, karena pasukan keamanan ingin menyelamatkan nyawa mereka," kata wakil juru bicara Kementerian Dalam Negeri Hamid Roshan.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Mirwais Estanikzai mengatakan, para wartawan telah ditangkap atas tuduhan propaganda kepada musuh. Badan-badan keamanan sedang melanjutkan penyelidikan.

"Pemerintah Afghanistan menghormati dan sangat berkomitmen terhadap kebebasan pers, tetapi propaganda apa pun yang mendukung teroris dan musuh, serta bertentangan dengan kepentingan negara, adalah bentuk kejahatan," kata Estanikzai.

Kelompok pendukung media lokal mengatakan, kemampuan media untuk melaporkan daerah-daerah penting dan medan perang ketika konflik meningkat di Afghanistan, semakin terhambat. Amnesty International meminta keempat wartawan itu dibebaskan.

"Kami prihatin dengan penahanan empat jurnalis di Kandahar oleh Direktorat Keamanan Nasional," kata Amnesty International di Twitter.

Kepala kelompok hak media Afghanistan NAI, Mujib Khalwatgar, mengatakan, wartawan telah merasakan tekanan yang meningkat dari Taliban maupun pemerintah Afghanistan. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya kekerasan dalam beberapa pekan terakhir, tepatnya setelah pasukan asing menarik diri dari Afghanistan.

"Kami berharap pemerintah mendukung kebebasan berekspresi. Jika pemerintah melanjutkan dengan cara ini, dan ingin memberlakukan pembatasan pada media, kami akan kehilangan pencapaian terbesar," ujar Khalwatgar.

Taliban menguasai daerah Spin Boldak di dekat perbatasan dengan Pakistan. Hal ini memicu pertempuran sengit ketika pasukan keamanan mencoba mengambil kembali perlintasan perbatasan yang strategis. Wartawan Reuters Danish Siddiqui tewas saat meliput bentrokan antara pasukan keamanan Afghanistan dan Taliban di daerah itu. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: