Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Teriakkan Kalimat Keras ke Warganya: Jangan Ikut Arus, Hindari Kekacauan!

Presiden Teriakkan Kalimat Keras ke Warganya: Jangan Ikut Arus, Hindari Kekacauan! Kredit Foto: Reuters/Zoubeir Souissi
Warta Ekonomi, Tunis -

Presiden Tunisia Kais Saied meminta warganya tidak mengindahkan seruan kekacauan, di tengah ketegangan di negara itu, menyusul keputusannya memberhentikan perdana menteri dan mengambil alih kekuasaan eksekutif.

"Jangan ikut arus. Hindari orang-orang yang menganjurkan kekacauan," kata Saied selama pertemuannya dengan representatif Dewan Kehakiman Tertinggi, Senin malam.

Baca Juga: Polisi Tunisia Terobos Masuk Kantor Al Jazeera, Para Staf Mulai Tinggalkan Kantor

Dia menyatakan keinginannya untuk "menghormati konstitusi dan menjamin independensi peradilan" selama masa-masa kelam dalam sejarah Tunisia ini.

Pada Minggu, Saied membubarkan pemerintahan Perdana Menteri Hichem Mechichi, membekukan parlemen, dan mengambil alih otoritas eksekutif dengan bantuan perdana menteri baru.

Langkah itu ditolak oleh sebagian besar blok parlemen Tunisia, termasuk Partai Ennahda, Heart of Tunisia, The Dignity Coalition, dan People's Movement.

Dalam pernyataan selanjutnya, Parlemen mengecam keras dan menolak keputusan Saied.

Ketua Parlemen Rached Ghannouchi menggambarkan langkah Saied sebagai "kudeta " atas konstitusi Tunisia, revolusi, dan kebebasan di negara itu.

Ghannouchi, yang juga pemimpin Partai Ennahda, mendesak rakyat Tunisia untuk membela revolusi.

Pada Senin, tentara yang dikerahkan di kompleks parlemen tidak mengizinkan Ghannouchi dan anggota parlemen yang menyertainya memasuki gedung.

Tunisia telah jatuh dalam krisis sejak 16 Januari, ketika Mechichi mengumumkan perombakan kabinet tetapi Saied menolak untuk mengadakan upacara pelantikan menteri baru.

Tunisia dipandang sebagai satu-satunya negara Arab yang berhasil melakukan transisi demokrasi di antara negara-negara Arab lainnya yang juga menyaksikan revolusi rakyat untuk menggulingkan rezim yang berkuasa, termasuk Mesir, Libya, dan Yaman.

Baca Juga: Meningkat 21 Persen, Bandara Ngurah Rai Layani 3,5 Juta Penumpang Hingga Februari 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: