Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga 5 Juta Jadi 10 Juta, Proyek Laptop 2,4 Triliun Dituding Kemahalan, Halo Mas Nadiem, Bicaralah!

Harga 5 Juta Jadi 10 Juta, Proyek Laptop 2,4 Triliun Dituding Kemahalan, Halo Mas Nadiem, Bicaralah! Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud dan Ristek), Nadiem Makarim lagi menuai badai akibat proyek pengadaan laptop merah putih. Warga dunia maya menganggap, harga satu unit laptop yang dipatok Rp 10 juta terlalu mahal. Agar tidak jadi bola liar, Mas Menteri, bicaralah!

Rencana pengadaan laptop tersebut diungkap Nadiem dalam jumpa pers virtual, Kamis lalu. Kata dia, kementeriannya akan membeli 240.000 laptop produk dalam negeri berikut paket teknologi informasi komunikasi (TIK).

Baca Juga: Guru Besar Soroti Kinerja Jokowi, Singgung Nama Nadiem Makarim

Untuk pembelian laptop itu, pemerintah mengalokasikan Rp2,4 triliun untuk dana alokasi khusus pendidikan tahun 2021 di tingkat provinsi, kabupaten/kota. Selain laptop, perangkat yang akan dibeli antara lain router, connector, printer dan scanner. Pengadaan peralatan TIK ini diambil dari vendor di dalam negeri yang memenuhi persyaratan TKDN.

Eks Bos Gojek itu menyebut, pengadaan barang-barang itu untuk mendukung tujuan peningkatan kualitas pendidikan. Alat TIK mendukung sekolah memperkaya proses pembelajaran. Jumlah unit yang diterima tiap sekolah akan berbeda bergantung usulannya mulai dari level SD, SMP, SMA, SMK, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Berdasarkan Peraturan Mendikbud Nomor 5 Tahun 2021, spesifikasi minimal laptop pelajar di antaranya memiliki memori terpasang 4 GB DDR4, hard drive 32 GB, operating system Chrome OS, prosesor Core 2 -di atas 1,1 GHz, monitor 11 inci LED, dan masa garansi satu tahun. Menurut netizen, spesifikasi itu terlalu rendah untuk harga laptop Rp 10 juta per unit.

Salah satu netizen, @rasjawa, mengaku emosi mengetahui spesifikasi ‘laptop Rp 10 juta’ yang akan dibeli pemerintah ternyata hanya Chromebook. Dia bilang harga Chromebook tak sampai Rp 5 juta.

Entah dari mana netizen dapat harga Rp 10 juta tersebut. Mungkin hasil pembagian anggaran dengan jumlah laptop yang dibeli. Namun dengan cepat, topik ini meramaikan perbincangan di jagat Twitter. Tak sedikit muncul cuitan yang nyenggol Mas Menteri. Bahkan berbagai kata kunci, seperti ‘Laptop Merah Putih’ hingga ‘32 GB’ jadi trending topik di Twitter.

Setelah rame diomongin warganet, Karo Perencanaan Kemendikbudristek, M. Samsuri langsung bersuara. Dia mengaku heran, dari mana netizen memperoleh angka pembelian laptop Rp10 juta.

Kata dia, dalam pembelian TIK bukan hanya untuk laptop. Namun juga ada peralatan pendukung seperti wireless router hingga router, itu bergantung pada kebutuhan pemerintah daerah masing-masing. Soal harga laptop yang menjadi Rp 10 juta, dirinya tidak mengiyakan maupun menyangkal hal tersebut. Menurutnya itu kembali lagi dengan spesifikasi yang ada dan beberapa tambahan pendukungnya.

“Sebenarnya saya tidak bilang betul atau tidak betul. Ya mungkin saja ketika daerah itu mengadakan lewat e-catalogue LKPP, laptop dengan spesifikasi tertentu terus dengan beberapa tambahan pendukung harganya sampai Rp 10 juta, mungkin-mungkin saja,” kata Samsuri.

Namun penjelasan tersebut tak membuat kritikan mereda. Akun @kevinpramudya sedih menilai rendahnya spesifikasi laptop yang disyaratkan. Menurut dia, dengan spesifikasi itu paling cuma bisa main Zuma doang. “Monitornya cuma 11 inch juga ya, murid-murid yang minus tambah minus pak pak ya Allah,” kicaunya. “Sedih bener speknya,” timpal @decemberprime.

“Yuk, mas menteri, jangan sampai ini lolos, nggak guna banget laptop spek begini dan harganya sama sekali nggak masuk akal,” ujar @perdana_famul. “Mas menteri lulusan harvard loh ini, masa kagak tau acan sama spesifikasi laptop,” ledek @saiifumi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: