Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Mulai Investasi? Harus Berani Mulai Menunda Kenikmatan

Mau Mulai Investasi? Harus Berani Mulai Menunda Kenikmatan Kredit Foto: Amar Bank
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anak-anak muda saat ini sering ditemui pada usia berapa akan memiliki target memiliki apa saja. Hal tersebut merupakan cara pandang investasi yang menjadi bagian dari perjalanan pribadi demi mencapai tujuan hidup.

“Atau biasa disebut dengan financial freedom caranya harus punya yang Namanya saveinvest, dan spend,” ujar Analis Heyokha Research Indonesia, Fransiskus Xaverius Nicholas dalam Sesi I pada Universitas Indonesia Investment Class, Minggu (1/8/2021).

Nicholas mengatakan untuk memulai investasi maka perlu menyisihkan (save) pendapatan (income) yang dikurangi biaya pengeluaran sehari-hari (spending) sehingga menghasilkan sisa yang harus disisihkan atau disimpan (save). Baca Juga: Ini Waktu yang Tepat untuk Milenial Berinvestasi

Agar penyimpanan yang digunakan untuk investasi tersebut efektif, penghasilkan (income) harus mengalami kenaikan. Sebaliknya, pengeluaran (spending) harus mengalami penurunan. Sehingga dana yang sejak awal diniatkan untuk invstasi tidak berkurang banyak.

“Agar efektif income harus naik dan spending turun sehingga saving naik,” paparnya.

Pria yang juga Kepala Riset Hungry Stock Community ini memberikan tips agar hal tersebut dapat tercapai. Pertama, dengan menunda kenikmatan seperti mengurangi hidup berfoya-foya seperti menonton bioskop, membeli barang yang belum diperlukan, dan lain sebagainya. Baca Juga: Kebijakan PPKM Dikhawatirkan Ganggu Target Investasi

“Selain itu aset keuangan yang terpaksa menjadi pengeluaran (spending) dapat diinvestasikan untuk pendidikan. Kalau ini tercapai dana untuk investasi akan naik. Jika sudah punya uang biarkan uang yang bekerja keras dan manfaatkan aset kuangan agar bisa menghasilkan. Jangan hanya disimpan di bank atau di bawah bantal. Maka income akan segitu-gitu saja,” ungkapnya.

Kedua, diperlukan komitmen waktu untuk mengumpulkan modal, termasuk komitmen waktu untuk menunggu hasil investasi. Sebab, awal mula rencana investasi membutuhkan modal yang dikumpulkan dengan susah payah. Bahkan dengan mengorbankan diri dengan menunda kenikmatan.

“Ketika investasi dilakukan kita harus hati-hati. Selanjutnya kalau ada investasi ditawarkan pasti ada reward dan resiko, banyak investasi yang hilang karena iming-iming banyak reward dan tidak ada resiko. Nah komitmen waktu untuk mempelajarinya sangat diperlukan,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: