Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Angka Kematian di IGD Meningkat, Menkes: Pasien Baru ke RS ketika Sudah dalam Kondisi Berat-Kritis

Angka Kematian di IGD Meningkat, Menkes: Pasien Baru ke RS ketika Sudah dalam Kondisi Berat-Kritis Kredit Foto: Antara/Idhad Zakaria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan terjadi peningkatan kasus kematian pasien Covid-19 di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam tiga bulan terakhir. Padahal menurut Budi, sebelumnya kebanyakan pasien meninggal setelah dipindahkan ke ruang ICU atau ruang isolasi.

"Dulu kematian di iGD itu hampir tidak ada, sedikit sekali. Tapi dalam tiga bulan terakhir di IGD justru angka kematiannya meningkat dengan tinggi porsinya," kata Budi dalam keterangan pers virtual di kanal Youtube Kemenkes RI, Senin (2/8/2021).

Baca Juga: Menkes Ungkap Kemampuan Produksi Obat Covid-19 Tak Mampu Imbangi Permintaan di Awal Lonjakan Kasus

Lebih lanjut, ia mengatakan juga terjadi perubahan durasi rawat sebelum pasien meninggal yang menjadi lebih singkat. "Kematian itu terjadi kalau sebelumnya itu rata-rata 8 hari di rawat, sekarang 4,8 hari. Itu yang membuat kenapa mereka lebih singkat berada di rumah sakit sebelum wafat," jelasnya.

Berdasarkan hasil tinjauan Budi, salah satu faktor yang menyebabkan kematian di rumah sakit terjadi lebih cepat ialah kebanyak pasien yang datang sudah memiliki saturasi oksigen di bawah 90%, sehingga banyak pasien yang sudah terlambat mendapatkan intervensi medis.

"Pasien yang masuk ke rumah sakit dalam kondisi saturasinya sudah di bawah 90, which is sudah sangat rendah. Harusnya di bawah 94 saja sudah harus dikirim (ke rumah sakit)," tukasnya.

Tak hanya itu, Budi juga menemukan beberapa pasien terlambat datang ke rumah sakit lantaran malu mengakui mengidap penyakit Covid-19 dan lebih memilih dirawat oleh keluarga di rumah masing-masing.

Budi mengimbau masyarakat untuk segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan apabila kondisi saturasi oksigen sudah berada di bawah 94% untuk segera diberikan penanganan agar bisa menghindari risiko kematian.

"Covid-19 ini selama saturasinya di atas 94%, Insya Allah di rumah bisa sembuh asal hidupnya sehat. Tapi, kalau sudah di bawah 94% harus segera dirujuk, either itu ke puskesmas, isolasi terpusat, atau rumah sakit, sehingga ada yang bisa mengawasi saturasinya seperti apa," tegas Budi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: