Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Bersih Bank Permata Naik 74,3% di Kuartal II-2021

Laba Bersih Bank Permata Naik 74,3% di Kuartal II-2021 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kinerja PT Bank Permata di kuartal II 2021 cukup baik. Bank ini mampu mencetak laba bersih setelah pajak sebesar Rp639 miliar. Naik 74,3% year on year (yoy) dari Rp366 miliar dari posisi yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Bank Permata, Chalit Tayjasanant mengatakan, Bank Permata mencatat pertumbuhan yang baik pada pendapatan operasional dan laba operasional sebelum pencadangan masing-masing sebesar 19,4%yoy dan 36,6% yoy di kuartal II 2021.

Baca Juga: Bank Universal BPR Catat Rekor Pertumbuhan Kredit 36,2 Persen

“Meskipun keadaan perekonomian Indonesia belum kembali seperti pra-pandemi, namun kinerja Permata Bank membuktikan bahwa dengan strategi bisnis yang kami jalankan dan dukungan para nasabah kami mampu mencetak hasil yang memuaskan di tengah tahun 2021,” kata dia di Jakarta, Rabu (4/8/2021).

Ia mengatakan perluasan skala bisnis dan pertumbuhan kredit sehat, baik secara organik maupun inorganik akan tetap menjadi fokus utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan  saat ini.

“Kami berharap dapat terus mendukung ekosistem perbankan Indonesia menuju ke arah yang lebih kuat,” tegasnya.

Penyaluran kredit Bank Permata secara konsolidasi meningkat 16,6% secara yoy menjadi  Rp120,8 triliun. Pertumbuhan ini ditopang segmen wholesale banking yang meningkat 39,8% yoy.

Pertumbuhan kredit bank jugadidukung oleh pertumbuhan KPR yang cukup signifikan yaitu sebesar 21,7% yoy di segmen ritel. Sementara itu dalam hal pencadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan, bank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian mengingat dampak pandemi yang masih berlanjut yang secara tidak langsung menyebabkan potensi peningkatan risiko kredit inheren.

Hal ini tercermin dalam peningkatan rasio NPL gross dan NPL net di bulan Juni 2021 menjadi masing-masing 3,3% dan 1,2%, dibandingkan dengan posisi Desember 2020 masing-masing sebesar 2,9% dan 1,0%, walaupun masih lebih baik dibandingkan posisi Juni 2020 masingmasing sebesar 3,7% dan 1,8%.

Bank turut mengalokasikan biaya pencadangan kerugian penurunan nilai untuk mengantisipasi potensi kerugian akibat penurunan kualitas aset sebesar Rp1,5 triliun atau meningkat 41% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dengan demikian rasio NPL coverage tetap terjaga baik di kisaran yang cukup konservatif yaitu 218%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 112%.

"Hal ini sejalan dengan prinsip kehati-hatian yang selalu diterapkan oleh bank dalam mengelola risiko kredit,"pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: