Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Perang' PDIP-Demokrat Soal Cat Pesawat Kepresidenan: Warna Bendera hingga 'Menghapus Jejakmu'

'Perang' PDIP-Demokrat Soal Cat Pesawat Kepresidenan: Warna Bendera hingga 'Menghapus Jejakmu' Kredit Foto: Twitter/Alvin Lie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) geregetan dengan Partai Demokrat yang protes soal pergantian cat pesawat kepresidenan dari warna biru menjadi Merah Putih. Partai yang dikomandoi Megawati Soekarnoputri itu tak habis pikir dengan kebijakan yang telah disetujui DPR itu.

"Aneh saja kalau sekarang ada parpol atau anggota dewan yang mengritiknya," ujar politisi PDIP, Arteria Dahlan, dilansir dari Rakyat Merdeka, Kamis (5/8/2021).

Baca Juga: Ketum PDIP Megawati Akui Tegur Ganjar Pranowo: Wani Aku...

Anggota Komisi III DPR ini merincikan, salah satu protes parpol yang aneh itu adalah persoalan anggaran yang konon mencapai angka Rp2 miliar. Padahal, Arteria menyebut beragam urusan anggaran, termasuk pengecetan pesawat kepresidenan itu sudah dilalui dan disetujui parpol di Senayan pada 2019. "Lah dulu saat dibahas, kenapa tak ditolak, bahkan mereka tidak mempermasalahkan sedikit pun kala itu?" ujarnya.

Politisi jebolan Universitas Indonesia (UI) menganalogikan, sensitivitas pengecetan pesawat ini seperti post colour syndrome, plesetan dari post power syndrome. Yaitu, sindrom pascakekuasan. Alias, tidak bisa melepaskan kekuasaan yang sudah hilang dari Demokrat.

Pria berusia 46 tahun ini meyakini, tidak ada yang salah dengan pengecatan pesawat presiden dari warna biru di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kini diganti menjadi Merah Putih, warna bendera Indonesia.

"Justru, yang harusnya dipermasalahkan itu dulu zamannya Pak SBY, kok pesannya warna biru. Padahal memungkinkan untuk memesan warna Merah Putih. Tapi kami beradab dan berpikiran positif saja," kilahnya.

Arteria menduga, jangan-jangan Partai Demokrat protes karena warna bendera partainya tidak lagi identik dengan warna pesawat kepresidenan yang lama. Warna saat ini, Merah Putih, adalah simbol persatuan sesuai warna bendera nasional Indonesia.

Ketua tim kuasa hukum Megawati-Prabowo Subianto pada Pemilu 2009 itu menyarankan, tiga pilar partai baik itu di eksekutif, legislatif, dan struktur wajib turun gunung membantu rakyat melawan pandemi Covid-19. "Saya pastikan, cara-cara mengatasnamakan rakyat yang dilakukan mereka tidak akan efektif, dan justru kontra produktif," tegasnya.

Arteria mengaku kesal, suara-suara yang mendesak agar sebaiknya anggaran mengecat pesawat itu dibelikan beras untuk rakyat. Padahal, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran besar untuk program pemulihan masyarakat terdampak Covid-19. Tahun ini saja, anggaran sudah ditingkatkan dari Rp699,4 triliun menjadi Rp744,75 triliun.

Untuk bantuan sosial, total anggaran disiapkan mencapai Rp187,84 triliun. Digunakan untuk berbagai bantuan dari yang sifatnya tunai hingga bantuan beras Bulog premium kepada 28,8 juta keluarga. "Dana penangangan Covid-19 sudah disiapkan pemerintah dan tak diganggu. Kecuali, dana pandemi tak disiapkan, bolehlah ada yang marah-marah," tutupnya.

Sementara itu, Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, membenarkan jika partainya mengkritik pengecatan pesawat kepresidenan ketika masyarakat tengah berjuang melawan pandemi Covid-19. "Apakah kalau tidak dicat saat ini, membahayakan nyawa Presiden?" kelakar Herzaky.

Kepala Badan Komunikasi Strategis Dewan Pimpinan Pusat (Bakomstra DPP) Partai Demokrat ini geregetan dengan tindakan pemerintah dan banyak utangnya. Menurutnya, daripada duit negara digunakan mengecat pesawat kepresidenan, lebih baik uangnya untuk menambah stok oksigen atau vaksin gratis. "Masukan kami terkait warna itu masukan halus saja," ungkapnya.

Seperti diketahui, Partai Demokrat menjadi yang terdepan mengkritisi warna baru pesawat kepresidenan. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief, protes karena warna biru itu adalah upaya peningkatan keamanan penerbangan sebagai kamuflase. "Menghapus jejakmu, kata Ariel," kelakar Andi Arief, Selasa (3/8).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: