Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekan Angka Kematian, Perlu Dilakukan Pemantauan Isolasi

Tekan Angka Kematian, Perlu Dilakukan Pemantauan Isolasi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mencatat adanya penurunan tren penggunaan tempat tidur. Tentunya, tren penurunan penggunaan tempat tidur yang berarti Bed Occupancy Ratio (BOR) menurun menjadi salah satu parameter yang baik. Akan tetapi, perlu diidentifikasi penyebab penambahan kematian dalam beberapa pekan terakhir.

Dia memaparkan, per 2 Agustus 2021, sekitar 77.000 kasus aktif yang dirawat di rumah sakit baik di tempat tidur, isolasi, maupun ICU isolasi dari total 500 ribuan kasus aktif yang ada saat ini. Hal ini berarti lebih dari 80% kasus aktif ada di masyarakat baik yang saat ini sedang menjalani isolasi mandiri maupun isolasi di tempat yang sudah ditentukan pemerintah daerah setempat.

Baca Juga: ACT Dukung Gernas MUI Atasi Covid-19 dan Pulihkan Ekonomi

Menurutnya, berdasarkan hasil evaluasi PPKM, kematian terjadi ketika pasien baru sampai di UGD karena keterlambatan mengenali tanda kegawatan dan terlambat melakukan rujukan. Selain itu, kematian terutama terjadi pada kelompok pasien-pasien berusia lanjut.

Oleh karena itu, untuk menekan angka kematian perlu dilakukan pemantauan isolasi, penentuan apakah seseorang dapat menjalani isolasi mandiri atau terpusat harus dilakukan oleh tenaga kesehatan, sehingga jika muncul tanda kegawatan dapat segera dirujuk ke rumah sakit terdekat. Juga, memastikan kontak erat terutama kontak erat berisiko tinggi menjalani karantina minimal 5 hari serta entri dan exit test, ditambah dengan memperkuat sistem rujukan sampai ke level terkecil seperti RT/RW.

"Ingat bila gejala sesak muncul saat kita melakukan isolasi mandiri, segera ke fasilitas isolasi terpusat dan jangan ditunda," ujar dr. Nadia.

Dia menambahkan, evaluasi akan terus dilakukan dan masukan kepada pemerintah sangat diharapkan. Dia menekankan, yang paling penting adalah kolaborasi dari semua pihak dari mulai level individu, tingkat RT/RW, desa dan kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, sampai di tingkat nasional dan bahkan global untuk saling mendukung upaya penanganan pandemi yang lebih baik.

Dalam kesempatan itu, dr.Nadia juga terus mendorong upaya percepatan vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok. Saat ini sudah 90,8 juta vaksin yang telah terdistribusi dan ada 3 juta yang akan dikirimkan pada minggu ini serta 6,9 juta stok yang juga dipersiapkan untuk dikirim.

Total ada 100,9 juta vaksin yang beredar dengan stok di daerah berjumlah 19 juta dosis. Dia juga memastikan, pada Agustus akan ada stok vaksin yang tersedia sebanyak 82,3 juta dosis.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk tidak ragu divaksin sesuai dengan jadwal ketersediaan vaksin di daerahnya masing-masing. Jangan lupa untuk tetap menjalankan protokol kesehatan agar upaya menurunkan penularan dapat terus berjalan konsisten.

"Jangan takut jika di-tracing dan lakukan testing sesuai arahan petugas kesehatan. Covid-19 jangan dianggap sebagai aib dan jangan dikucilkan. Mari kita berikan dukungan pada warga yang positif dan yang sedang menjalankan karantina. Bersama kita bisa menghadapi pandemi ini," ujar dr. Nadia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: