Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Tumbuh Tinggi, Kadin Indonesia: Sektor Manufaktur dan Ritel Harus Dibuka Penuh

Ekspor Tumbuh Tinggi, Kadin Indonesia: Sektor Manufaktur dan Ritel Harus Dibuka Penuh Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali ke zona positif dan mencatat hasil menggembirakan pada kuartal II-2021, setelah sebelumnya mengalami pertumbuhan negatif 4 kuartal berturut-turut. Hal ini dijabarkan dalam Dialog Ekonomi: Pertumbuhan Ekonomi dan Kinerja Perdagangan Indonesi Q2-2021, yang menhadirkan pembicara Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dan Ekonom Universitas indonesia M. Chatib Basri, Kamis (05/08) secara virtual.

Mendag Lutfi memaparkan bagaimana pertumbuhan ekonomi nasional cukup menggembirakan di kuartal kedua tahun ini jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. 

"Pengumuman BPS tadi mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 mencatatkan positif 7,07% secara tahunan (year on year/YoY). Dengan begitu, Indonesia berhasil keluar dari resesi setelah kuartal sebelumnya masih kontraksi -0,74%," ujarnya. 

Lanjutnya, Selain sejalan dengan tren pemulihan ekonomi global, ekonomi di beberapa negara yang jadi mitra dagang Indonesia pada kuartal II-2021 juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Menurut Lutfi, ada beberapa faktor pendukung dari pertumbuhan ekonomi ini, yakni kinerja ekspor tumbuh 31,78% dan impor tumbuh 57,80% lalu  konsumsi rumah tangga, tulang punggung perekonomian Indonesia juga tumbuh 5,93% YoY. 

Sementara itu, Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, pandemi bukan hanya menimbulkan krisis kesehatan, tapi juga krisis ekonomi. Namun, lanjut Arsjad, hal ini harus kita terima sebagai realitas yang tidak bisa kita sangkal dan justru bagi pelaku usaha menjadi jalan untuk adaptif dan lebih inovatif untuk bagaimana bisa tetap bangkit dalam situasi pandemi. 

"Ini jadi norma baru yang harus kita terima dan jalani. Saya mendengar paparan dari Mendag sangat senang kuartal kedua ini berjalan dengan baik. Jadi, target kita sama, tetap mengedepankan kesehatan masyarakat, tapi perekonomian berjalan dengan baik. Itu bagaimana caranya, gencarkan vaksinasi meskipun PPKM dilanjutkan," ujar Arsjad. 

Lebih lanjut, terkait dengan meningkatnya ekspor dan konsumsi rumah tangga yang dipaparkan Mendag, Arsjad berharap sektor manufaktur dan ritel dibuka seratus persen. Karena kedua sektor ini sangat berpengaruh dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan punya efek domino yang sangat luas karena menghidupkan sektor-sektor penunjang lainnya. 

"Indonesia harus ambil posisi dan peluang dari kebutuhan dunia. Kita tahu, ekspor ini yang sangat mengerek ekonomi. Terlebih lagi, Indeks kepercayaan konsumen pada Mei-Juni 2021 tumbuh 107%, yang artinya kepercayaan indeks konsumen tumbuh sangat baik dan sangat menguat. Pertumbuhan konsumsi sudah berada di level 5,93%, bahkan lebih baik dibanding sebelum masa pandemi. Namun syaratnya 1, semua pekerja di manufaktur dan yang mau masuk ke ritel harus sudah divaksin," imbuhnya.

Sementara itu Chatib Basri mengatakan kunci dari pertumbuhan ekonomi di masa pandemi adalah vaksinasi untuk menumbuhkan Herd Immunity di masyarakat. "Kuartal kedua ini baik karena mobilitas ada, ekonomi bergerak. Dilemanya, kalau terus dibuka mobilitas, kasus aktif naik lagi. Untuk mengatasi ini, vaksinasi gencarkan, seperti di UE, China dan AS. Ini mendorong kesehatan pulih, ekonomi berjalan," ujar Chatib. 

Untuk menyeimbangkan kesehatan dan ekonomi, Kadin Indonesia kata Arsjad mengimbau agar pemerintah memperhatikan segitiga kebijakan yang saat ini diusung Kadin, yakni kesehatan, ekonomi dan sosial. "Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi seperti di kuartal kedua ini, policy pemerintah harus memulihkan kesehatan, gencarkan vaksin dan prokes, untuk ini Kadin Indonesia membantu melalui Vaksinasi Gotong Royong misalnya, memberikan insentif kepada swasta dan UMKM serta tetap mendorong daya beli dengan bansos," ujarnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Bagikan Artikel: