Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gelombang Digitalisasi Kian Kencang saat Pandemi, Peluang bagi Pelaku Startup

Gelombang Digitalisasi Kian Kencang saat Pandemi, Peluang bagi Pelaku Startup Kredit Foto: Unsplash/Marvin Meyer
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi COVID19 memang membawa sejumlah dampak buruk dalam kehidupan masyarakat. Tak hanya soal kesehatan, perekonomian dan dunia usaha juga tertekan seiring dengan keterbatasan mobilitas dan juga daya beli yang kian melambat. Namun di tengah massifnya kabar negatif itu, salah satu dampak positif dengan adanya pandemi membuat masyarakat kini seolah dipaksa untuk semakin ‘melek’ digitalisasi. Hal ini dinilai menjadi peluang pelaku bisnis startup untuk dapat memanfaatkan gelombang digitalisasi di masyarakat yang kian kencang. “Pelaku startup nasional harus semakin agresif dan berinovasi untuk memanfaatkan tren bagus ini. Contohnya sudah banyak, bahwa layanan digital dan e-commercesemakin menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hariannya saat pandemi,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (6/8).

Menurut Semuel, beberapa sektor bisnis startup seperti healthtech, e-groceries, marketplacehingga logistik telah terbukti mengalami lonjakan permintaan yang cukup signifikan. Tak hanya jenis startup ritel, geliat kinerja para pelaku startup yang berbasis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) juga sangat diharapkan sebagai salah satu penteng sektor UMKM dalam bertahan menghadapi tekanan akibat pandemi. “Untuk dapat menjaga momentum baik di industri startup inipara pelaku startup perlu untuk terus berinovasi dan menciptakan produk, dan layanan yang dapat menjawab permasalahan, maupun tantangan masyarakat yang semakin beragam ke depannya," tutur Semuel.

Sementara itu Co-founder & CTO of HappyFresh, Fajar Budiprasetyo, dalam kesempatan yang sama juga menyatakan bahwa pandemi memang terbukti telah mengubah perilaku konsumsi di masyarakat. Hal tersebut terkonfirmasi oleh Studi Nielsen yang menyebutkan bahwa 49 persen konsumen menjadi lebih sering memasak di rumah akibat imbauan untuk tetap berada di rumah. Dengan begitu, otomatis kebutuhan belanja rumah tangga seperti kebutuhan dapur dan kebutuhan harian lainnya pada akhirnya mengalami peningkatan. Seperti halnya yang dialami sendiri oleh HappyFresh. “Kami juga melihat tren pertumbuhan konsumen baru yang membuka akun di platform kami. Peralihan kanal belanja konsumen yang semakin nyaman dengan e-groceries ini merupakan sinyal positif yang harus terus dieksplor dan dijaga momentumnya oleh para pelaku startup e-groceries," ujar Fajar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Taufan Sukma

Bagikan Artikel: