Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Saham Cyclical?

Apa Itu Saham Cyclical? Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Head of LOTS Service LOTUS Sekuritas, Krisna Dwi Setiawan, mengatakan saham Cyclical merupakan kebalikan dari saham Growth. Secara siklus, saham Cyclical, berjalan dengan cepat. Sehingga jenis saham Cyclical sangat cocok bagi investor jangka pendek.

Kalau kita lihat saham Cyclical itu lebih banyak daripada saham Growth yang jumlahnya tidak sampai 100 dari total 740 perusahaan. Sedangkan sisanya saham Cyclical dan sering ramai di grup pasar modal. Saham Cyclical diceritain historinya langsung semangat karena berharap keuntungan jangka pendek yang besar,” ujarnya dalam

Baca Juga: Apa Itu Saham Growth?

Krisna menyebutkan saham Cyclical biasanya terdiri dari 5 jenis perusahaan. Pertama, perusahaan komoditas perkebunan, kehutanan, yang memiliki ciri komoditas tersebut memiliki harga. Contohnya komoditas sawit yang menghasilkan produk minyak goreng. Di momen tertentu seperti menjelang Idul Fitri, harga minyak seperti di negara India, Malaysia dan Indonesia mengalami kenaikan.

Kedua, perusahaan basic industy yang selama ini mirip seperti komoditas, namun lebih sering digunakan sebagai bahan dasar industi. Ketiga, perusahaan properti yang sempat memiliki kejayaan di antara tahun 2010-2016.

“Setelah itu tengkurap. Ditambah situasi pandemi perusahaan properti cukup kesulitan mau naik kembali,” ujarnya.

Keempat, perusahaan transportasi, seperti Garuda saat ini mengalami krisis di saat pemberlakuan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sedangkan kelima, perusahaan konstruksi,seperti Wika, kata Krisna, memiliki ketergantungan dengan program infrastruktur pemerintah. Pada saat pandemi Covid-19, alokasi anggaran infrastruktur yang akan dikurangi pemerintah secara langsung mempengaruhi saham perusahaan konstruksi.

Krisna menambahkan, perusahaan transportasi dan perusahaan konstruksi, memiliki kecenderungan nilai saham yang tidak stabil. Sebab, kedua perusahaan sangat ditentukan dan berkaitan langsung dengan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

“Jadi cukup ambil momentumnya saja ketika trennya bagus beli. Habis itu tinggalkan kalau sudah ada kecenderungan mengalami penurunan. Jenis saham Cyclical ini biaanya bertahan 1 tahun, maksimal 1,5 tahun. Jadi harus cermat membacanya,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: