Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Crazy Rich Tanjung Priok Ahmad Sahroni: Kalau Gue Mafia Emang Kenapa?

Crazy Rich Tanjung Priok Ahmad Sahroni: Kalau Gue Mafia Emang Kenapa? Kredit Foto: Instagram/Ahmad Sahroni
Warta Ekonomi, Jakarta -

Crazy rich Tanjung Priok, Ahmad Sahroni, selain menjadi pengusaha, ia adalah Ketua Komisi III DPR RI, Wakil Ketua Umum Kadin, sekjen PP IMI dan juga bendahara umum Partai NasDem hingga menjadi presiden komunitas mobil Tesla dan Ferrari.

Padahal dahulu, pada tahun 2003, Ahmad Sahroni masih kerja serabutan hingga menjadi sopir. Sejak 2009, perusahaan tempat Sahroni menjadi sopir pun diambil alih olehnya.

Sahroni mulai mempelajari perusahaan itu dan menjadi sopir di sana sejak tahun 1998. Meski sempat berhenti dan bekerja di kapal pesiar, namun Sahroni kembali menjadi sopir bos perusahaan itu sebelum akhirnya dimiliki olehnya.

Baca Juga: Tinjau Sentra Vaksinasi HIPMI, Bamsoet Ajak Pengusaha Bantu Percepatan Vaksinasi Covid-19

Pada tahun 2009, minyak sedang naik daun sampai-sampai banyak yang mengatai Ahmad Sahroni sebagai mafia minyak.

"Kalau gue mafia emang kenapa? Emang merugikan lu dan keluarga lu?" tukas Sahroni dalam video YouTube bertajuk 'AHMAD SAHRONI PART I : KALAU GUE MAFIA EMANG KENAPA? | MOVE ON BARENG DEDE YUSUF'.

"Jangan terlalu membiarkan opini membentuk hidup kita. Tapi kita harus membuat hidup kita dengan semangat kita sendiri," pesan Dede Yusuf.

Dede Yusuf menambahkan, baik menjadi selebriti atau pengusaha, akan selalu ada orang yang tidak menyukai kita. Persentasenya pun 50:50.

Ahmad Sahroni hari ini telah menjadi pengusaha sukses. Ia juga memiliki sederet mobil mewah. Bahkan, Sahroni sempat menjadi presiden di komunitas Ferrari. Sahroni berujar budaya di Indonesia cukup pelik dengan gaya hidup.

"Kalau lu miskin, lu gak dianggep, kalau udah kelihatan kaya sekalipun belum tahu kaya beneran atau enggak, lu pasti dianggep," tukas Sahroni.

Bahkan, Sahroni pernah mendapat perlakuan kurang menyenangkan karena bergaya santai hanya memakai celana pendek dan topi. Lalu, ketika ada orang lain memakai pakaian rapi dan necis, orang tersebut tidak mendapat perlakuan seperti Sahroni.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: