Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories x Beryl Fredlin: Cara Meningkatkan Performa Bisnis di Kala Pembatasan Super Duper Ketat

KOL Stories x Beryl Fredlin: Cara Meningkatkan Performa Bisnis di Kala Pembatasan Super Duper Ketat Kredit Foto: Instagram/Beryl Fredlin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sudah satu tahun lebih pandemi Covid-19 berlangsung. Hingga saat ini belum ada yang mengetahui kapan pandemi akan berakhir. Pandemi Covid-19 ini telah menggerogoti seluruh sendi-sendi kehidupan. Di kala pandemi, semua kegiatan pun terpaksa dibatasi. Hal tersebut dilakukan untuk meredam penyebaran virus Covid-19 yang lebih masif.

Seperti diketahui, beberapa waktu belakangan ini, penyebaran virus Covid-19 di Indonesia bisa dibilang sangat ganas. Bahkan, Indonesia sempat menempati peringkat pertama dengan penambahan kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Varian delta digadang-gadang menjadi biang kerok meledaknya kasus Covid-19.

Baca Juga: KOL Stories x Argha J Karo: Deretan Saham yang Masih Tetap ‘Seksi’ Meski PPKM Diperpanjang

Pemerintah pun langsung bergerak cepat untuk meredam penularan dengan melakukan pembatasan besar-besaran terhadap aktivitas masyarakat. Pemerintah telah melakukan pembatasan dari yang mulai namanya PSBB, PPKM, PPKM Darurat, hingga kini PPKM berlevel untuk mempersempit penularan virus corona.

Sudah satu bulan setelah pemerintah menerapkan pembatasan super duper ketat melalui PPKM darurat dan PPKM level 4, para pelaku usaha nampaknya mulai tercekik karena banyak pelaku usaha yang harus menutup total bisnisnya. Para pelaku usaha pun diharapkan terus memutar otak dengan melakukan inovasi agar dapat beradaptasi dengan segala kebijakan pemerintah serta kebiasaan baru masyarakat yang timbul kala pandemi.

Berbagai macam cara dilakukan, ada yang melakukan diversikasi bisnis dan ada yang malah meninggalkan bisnis lama kemudian memutuskan masuk ke bisnis baru yang saat ini sedang naik daun. Semua hal tersebut dilakukan demi kelangsungan hidup perusahaan.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara meningkatkan performa bisnis di kala pembatasan super duper ketat?

Warta Ekonomi melalui KOL Stories akan membahasnya bersama dengan Beryl Fredlin yang merupakan CEO sekaligus Founder dari Big Media.

Bagaimana perkembangan bisnis Anda di tengah pandemi Covid-19?

Di tengah pandemi, ada bisnis saya yang tutup dan ada juga yang merangkak naik omzetnya. Untuk Big Media ini berjalan lewat online dengan menjual produk digital. Kebetulan di masa pandemi, bisnis saya yang satu ini sedang dibutuhkan, terutama di saat orang sedang bosan di rumah lalu membeli pulsa listrik, kuota internet, atau voucher game, misalnya. Sementara, bisnis kuliner saya tutup karena memiliki segmen anak kampus, sedangkan kampus dan sekolah ditutup selama pandemi. Jadi bagaimana dari diri kita sendiri yang harus bisa beradaptasi dalam menghadapi pandemi ini.

Selama pandemi berlangsung satu tahun lebih, kalau dilihat tidak sedikit pelaku usaha yang memutuskan untuk menutup bisnisnya. Menurut Anda, apa saja kesalahan yang dilakukan oleh pengusaha pemula ketika memulai bisnis?

Kita tidak akan menyangka sebelumnya jika kampus, sekolah, kantor akan tutup. Dengan ini, strategi bisnis dari beberapa tahun lalu tidak bisa dipakai dalam kondisi sekarang. Saya dulu cepat balik modal karena mendapat lokasi strategis sesuai segmen pasar. Namun, ketika pandemi tidak mampu bertahan. Justru saya bisa selamat karena Big Media, di mana merupakan bisnis sekunder saya. Justru Big Media yang sedang merangkak naik omzetnya. Ketika saya pelajari, ternyata kebutuhan produk digital ini bagus.

Rata-rata, orang yang ingin mulai bisnis takut gagal, uang yang habis atau tidak laku. Big Media ini menjadi jembatan bagi orang-orang seperti itu. Kita akan membantu member untuk membangun bisnis digital tanpa perlu takut menaruh modal terlebih dahulu.

Strategi seperti apa yang sebaiknya dilakukan agar bisnis tetap berjalan di kala pandemi?

Awalnya, bisnis saya berasal dari hobi. Karena suka main game, saya pun jadi berpikir kenapa tidak menjual voucher game yang saya punya. Saat itu saya hanya main satu game saja. Namun, saya pikir jika game-nya sudah mati maka saya tidak akan dapat penghasilan kembali. Saya pun bertemu teman yang menyarankan untuk membuat website agar bisnis tersebut terus jalan di saat saya tidak sedang online. Walau untungnya lebih sedikit, bisnisnya tetap jalan 24 jam. Alhasil, responsnya makin baik karena pengguna yang ingin beli tidak harus menunggu saya untuk online terlebih dahulu.

Pada awal dibukanya Big Media, baru ada 30 orang yang mendaftar sebagai member. Namun, makin lama makin banyak membernya. Member ini bukan sembarang orang yang masuk karena melalui proses seleksi terlebih dahulu. Karena saya sendiri yang langsung mengajarkan, saya pun menghindari member yang hanya ingin coba-coba saja.

Bagaimana cara meningkatkan performa bisnis digital di kala pandemi, apalagi dalam pembatasan yang super-duper ketat ini?

Sebenarnya kita diuntungkan karena Big Media lebih berfokus untuk menjual voucher game. Industri game ini tidak diam saja karena akan terus mengeluarkan produk game terbaru. Ketika produk game baru keluar, kita jadi distributor pihak game tersebut. Jadi, kita memudahkan orang-orang yang ingin beli dengan harga yang murah. Dengan meningkatnya pemain online, jasa kita pun akan sering terpakai.

Maka dari itu, kita juga harus membangun kepercayaan dengan orang lain. Sebelum membeli, saya selalu membuat Perjanjian Kerja Sama (PKS). Jadi memang personal branding itu perlu dan produk yang kita jual adalah diri kita sendiri agar orang lain percaya. Tidak usah muluk-muluk promosi ini itu, mulailah menjual dari teman-teman terdekat. Kalau masih sekolah, kita bisa mulai menjual ke teman sebangku, kemudian makin lama levelnya makin naik. Ketika kita sudah dapat banyak testimoni, baru kita bisa mulai endorse yang sesuai dengan kebutuhan kita. Misalnya kita berfokus pada voucher game, maka kita akan minta endorse ke Youtubers game. Jadi harus dilakukan secara step-by-step.

Jika dilihat-lihat, Anda memiliki banyak lini usaha. Jadi, apakah ada tips yang bisa dibagikan untuk mengelola bisnis ala Beryl?

Kenapa penjualan bisnis saya bisa kencang terus? Berdasarkan pengalaman yang sudah dilalui, saya bisa seperti ini karena berbakti kepada orang tua dan selalu bersedekah sehingga seperti ada faktor eksternal yang mendorong bisnis saya. Misalnya, di saat produk A penjualannya sedang turun, lantas produk B tercipta dan omzetnya meningkat. Ini seperti diberikan jalan kemudahan saja. Jadi jangan malu untuk memberikan sesuatu ke orang lain. Jika tidak punya materi, kita bisa memberi ilmu atau apapun itu bentuknya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: