Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Jumpai Antraks Mematikan, Pria Hebei Dilarikan ke Rumah Sakit dalam Kondisi...

China Jumpai Antraks Mematikan, Pria Hebei Dilarikan ke Rumah Sakit dalam Kondisi... Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Beijing -

Otoritas kesehatan di Kota Beijing, China menemukan kasus pneumonia antraks mematikan pada seorang warga Chengde, Provinsi Hebei. Seorang pasien tersebut dilarikan ke rumah sakit di Beijing dengan menggunakan ambulans empat hari setelah menunjukkan beberapa gejala antraks, demikian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Beijing kepada pers, Senin (9/8/2021).

Pasien tersebut memiliki riwayat dekat dengan sapi dan domba serta produk turunannya. Antraks merupakan virus yang sangat mematikan jika penderitanya tidak dirawat dengan baik.

Baca Juga: Virus Mematikan Marburg Berhasil Dikonfirmasi dari Tanah Afrika, WHO Nyalakan Red Alert

Bacillus anthracis, patogen penyebab antraks, dikembangkan menjadi senjata biokimia dan telah digunakan pada abad ke-20, demikian media China, Selasa (10/8/2021) melaporkan.

Menurut CDC, antraks lazim di antara sapi dan domba. Manusia biasanya terinfeksi setelah bersentuhan dengan hewan yang sakit atau produk yang terkontaminasi virus tersebut.

Biasanya, 95 persen dari kasus yang dilaporkan, penderitanya mengalami infeksi pada kulit yang dapat menyebabkan lecet dan nekrosis. Yang paling berbahaya dari pneumonia antraks, ketika seorang pasien menghirup debu yang mengandung Bacillus anthracis.

Seseorang bisa terkena antraks usus setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, seperti daging, dan akan mengalami gejala seperti mual, muntah, dan diare.

Antraks dapat ditularkan langsung antarmanusia tetapi penularannya tidak secepat flu atau COVID-19. Penggunan antibiotik merupakan pengobatan yang efektif.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: