Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bongkar Faktor Masyarakat Tak Terima Bansos, Survei LeaN On Temukan...

Bongkar Faktor Masyarakat Tak Terima Bansos, Survei LeaN On Temukan... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program LeaN On (Leaving No One behind) yang diinisiasi oleh Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) dan INVEST DM melaporkan hasil survei terbarunya terkait kelompok rentang termarjinalkan di masa pandemi. Salah satu penemuan survei tersebut menunjukkan sekitar 30% masyarakat rentan tidak menerima bantuan sosial dari program pemerintah.

"Untuk bansos, ternyata kurang dari 70% masyarakat rentan yang menerima bansos dari program yang diberikan pemerintah," ungkap Peneliti Utama Survei Endline LeaN On dari CIRCLE Indonesia, Isma Novitasari Yusadiredja, dalam webinar BNPB Indonesia, Selasa (10/8/2021).

Baca Juga: Mengupas Skema Bansos di Kala Pandemi

Menurut Isma, ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat rentan termarjinalkan tidak menerima bansos, salah satunya termasuk bentuk sikap diskriminasi.

"Penyebab tidak menerima bansos karena tidak mempunyai KTP/NIK, tempat domisili berbeda dengan KTP, dan juga ada diskriminasi lain seperti transgender (yang) akhirnya nggak punya KTP," papar Isma.

Temuan lain dalam hasil survei itu menunjukkan 13,5% responden tidak memiliki kemampuan untuk membeli kit kesehatan dalam upaya melindungi diri dari risiko Covid-19. Faktor penyebabnya adalah kesulitan keuangan sehingga responden lebih memilih menggunakan uang untuk membeli makanan dan keperluan lain untuk keluarga dibanding membeli masker, sabun, hand sanitizer, dll.

Untuk itu, Isma merekomendasikan agar pemerintah meningkatkan sistem perlindungan sosial yang lebih komperehensif, terkelola dengan baik, serta dapat mencakup penerima manfaat program non-reguler.

Kemudian, advokasi ke tingkat administrasi bawah seperti desa/kelurahan juga perlu memasukkan kelompok marjinal dalam sistem jaminan sosial. "Namun, dengan tetap menjaga privasi dan kehormatan (kelompok marjinal)," tegas Isma.

Terakhir, dan yang tak kalah penting, Isma menilai seluruh pihak perlu membantu menyediakan kit perlindungan kesehatan untuk kelompok marjinal yang belum mampu memenuhi kebutuhan proteksi kesehatan mereka, termasuk perluasan test and tracing bagi masyarakat marjinal yang berisiko tinggi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: