Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Mau Gegabah, Biden Pastikan Tinjau Ulang Dokumen Rahasia 9/11 dengan Alasan Ini

Gak Mau Gegabah, Biden Pastikan Tinjau Ulang Dokumen Rahasia 9/11 dengan Alasan Ini Kredit Foto: Reuters/Sara K. Schwittek
Warta Ekonomi, Washington -

Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) memeriksa ulang dokumen-dokumen rahasia mengenai serangan al-Qaeda pada 11 September 2001. Langkah ini dilakukan sebelum memberikan lebih banyak informasi ke publik.

Dalam pernyataannya di Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden menyambut baik langkah tersebut. Kebijakan ini diambil setelah keluarga hampir 3.000 korban 9/11 menuntut undang-undang Biden.

Baca Juga: Amerika Bicara Kemungkinan Konsekuensi Global dari Konflik di Laut China Selatan

"Seperti yang saya janjikan di kampanye, pemerintah saya berkomitmen untuk memastikan transparasi dilakukan hingga titik maksimal sesuai undang-undang dan mematuhi pedoman ketat yang dikeluarkan pemerintahan Obama-Biden mengenai tuntutan hak istimewa rahasia negara," kata Biden dalam pernyataannya seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (10/8/2021).

"Dalam hal ini, saya menyambut baik pengajuan Departemen Kehakiman hari ini, yang berkomitmen melakukan peninjauan terbaru pada dokumen-dokumen yang pemerintah sebelumnya masukan sebagai hak istimewa, dan dilakukan secepat mungkin," tambahnya.  

Menjelang 20 tahun peristiwa serangan 9/11 keluarga korban menekan pemerintah Biden untuk mengungkapkan dokumen-dokumen rahasia pemerintah. Keluarga korban yakin pemimpin-pemimpin Arab Saudi mendukung serangan tersebut.

Bersama petugas keselamatan dan penyintas 9/11, pada Jumat (6/8) lalu keluarga korban mengirimkan surat ke Biden. Mereka meminta presiden tidak perlu menghadiri upacara peringatan peristiwa itu tahun ini kecuali ia merilis dokumen-dokumen rahasia pemerintah.

"Sejak kesimpulan Komisi 9/11 membuat kesimpulan pada 2004, banyak penyelidikan yang membuktikan pejabat pemerintah Arab Saudi mendukung serangan tersebut," kata surat tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: