Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BTPN Syariah Fokus Lakukan Inovasi Teknologi Guna Membangun Ekosistem Digital dengan Prinsip Syariah

BTPN Syariah Fokus Lakukan Inovasi Teknologi Guna Membangun Ekosistem Digital dengan Prinsip Syariah Kredit Foto: KrAsia
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah) menyatakan bahwa perseroaterus berupaya untuk mengembangkan berbagai inovasi teknologi agar nasabah lebih efektif dalam bertransaksi, dengan menyesuaikan kemampuan beradaptasi mereka.

“Kami menyiapkan aplikasi teknologi yang mengoptimalkan peran nasabah inspiratif BTPN Syariah yakni mereka yang telah tumbuh bersama kami dengan siklus pembiayaan yang panjang, sebagai mitra bank, yang kami sebut Mitra Tepat. mitra dapat memperkenalkan dan membawa layanan perbankan dalam ekosistem terdekat mereka,” ucap Hadi Wibowo, Direktur Utama BTPN Syariah, secara virtual, di Jakarta, Jumat (13/8/2021).

Lebih lanjut Ia mengungkapkan jika Bank juga telah mengoptimalkan proses automasi pelayanan, dimana seluruh tim di lapangan telah menggunakan aplikasi termutakhir dalam melayani nasabah prasejahtera produktif. Upaya ini selain untuk mendukung produktivitas para tim di lapangan dalam melayani nasabah menjadi lebih cepat dan tepat, juga menjadi ikhtiar perusahaan dalam mengedukasi nasabah inklusi perusahaan untuk beradaptasi dengan teknologi.

Baca Juga: BTPN Syariah Salurkan Pembiayaan Rp10,05 Triliun di Kuartal II

“Dengan demikian, di masa mendatang, mereka dapat membangun ekosistem digital dengan prinsip syariah khusus untuk masyarakat inklusif. Ini yang menjadi aspirasi kami”, tegas Hadi.

Menurut Hadi, pada masa pandemi seperti saat ini, BTPN Syariah saat ini menjadikan nasabah dan karyawan sebagai fokus utama bank.Dengan strategi ini, pada kuartal kedua, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 10,05 Triliun, tumbuh 15% (YoY), dibanding periode sebelumnya Rp 8,74 Triliun. Pertumbuhan di saat pandemi ini tetap mengedepankan kualitas pembiayaan yang sehat dengan menjagaNPF (Non Performing Financing) di posisi 2,4%.

“Selama masa penuh tantangan ini, nasabah pembiayaan benar-benar dijaga untuk tetap terhubung dengan Bank. Dengan demikian semangat serta perilaku unggul yang dibangun bersama yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu (BDKS) tetap menyala, dan, keinginan berusaha untuk keluar dari keterpurukan pandemi terus terbangun,” kata

Berbagai program reward dan aktifitas sosial untuk nasabah, keluarga, dan lingkungan sekitar mereka seperti bantuan pendidikan untuk anak-anak nasabah tetap dijalankan. Dalam kondisi terbatas, dengan dibantu oleh petugas di lapangan, nasabah pembiayaan turut diberikan pelatihan secara online, untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam menyiasati pandemi yang berkepanjangan. Inilah yang membuat nasabah pembiayaan terus dapat berkomunikasi dengan petugas di lapangan, sehingga petugas memahami langsung bagaimana kebutuhan mereka saat ini, termasuk kebutuhan penambahan modal usaha.

Baca Juga: Bank Indonesia Perkirakan Agustus Masih Inflasi Tipis

Di sisi karyawan, perhatian bank turut ditingkatkan. Sebagai aset perusahaan, kesehatan karyawan menjadi poin penting dalam melakukan pelayanan sepenuh hati terhadap nasabah yang membutuhkan. Perhatian ini dimulai dari pemberian perlengkapan bekerja kala pandemi, sampai dengan program vaksin karyawan beserta keluarga, pemberian bantuan obat-obatan bagi yang terpapar virus, dan penggunaan telemedicine. Program untuk karyawanjuga dilakukan di kelas-kelas pembelajaran online, yang dikemas untuk membuat karyawan tepat menghadapi kondisi yang tak diinginkan.

“Membangun hubungan yang intensif dan memahami kebutuhan nasabah di masa pandemi ini merupakan salah satu kunci untuk tetap menjaga semangat optimisme nasabah prasejahtera, sehingga mereka merasa selalu memiliki pendamping. Lewat interaksi tersebut, menjadi kesempatan bagi kami untuk bisa memahami kebutuhan mereka dengan baik, misalnya perpanjangan angsuran, maupun mereka yang membutuhkan pembiayaan tambahan ketika melihat adaya potensi usaha yang cocok di masa pandemi. Inilah yang kami sebut pelayanan dari dan sepenuh hati” tutur Hadi.

Adapun sampai akhir Juni 2021, Bank masih memiliki rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang kuat di posisi 52%, jauh di atas rata-rata industri. Total aset tumbuh 14% (YoY) menjadi Rp 17,41 T dari Rp 15,27 T.Dana pihak ketiga tumbuh 12% (YoY) menjadi Rp 10,61 T dari Rp 9,46 T. Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 770 M.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: