Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

4 Alasan Pengambilalihan Kekuasaan Taliban di Afghanistan Patut Jadi Perhatian Dunia

4 Alasan Pengambilalihan Kekuasaan Taliban di Afghanistan Patut Jadi Perhatian Dunia Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, Washington -

Pasukan Afghanistan yang dilatih Amerika Serikat tampaknya runtuh dalam menghadapi dorongan bersama oleh pasukan Taliban. Nama-nama dan tempat-tempat yang menjadi akrab bagi orang Amerika selama keterlibatan panjang negara mereka di sana –termasuk Kunduz dan Kandahar– jatuh seperti kartu domino dalam beberapa hari terakhir ketika Taliban menyerbu ibu kota.

Taliban telah mendapatkan reputasi untuk kebrutalan dan penegakan merek keadilan Islam yang keras dalam lima tahun mereka memerintah sampai digulingkan oleh invasi pasukan pimpinan AS pada tahun 2001.

Baca Juga: Viral Rekaman Kondisi Kabul Sebenarnya dari Filmmaker Afghanistan: Ini Bukan Film, Ini Nyata...

Mengutip laporan NPR, Senin (16/8/2021), inilah alasan mengapa hasil di Afghanistan begitu penting.

Afghanistan akan menjadi masalah hak asasi manusia

Di provinsi-provinsi yang mereka kuasai sebelum akhir pekan ini, ada bukti kuat bahwa Taliban saat ini dan Taliban 20 tahun lalu tidak jauh berbeda.

Taliban di masa lalu terkenal karena menolak pendidikan bagi perempuan, melakukan eksekusi publik terhadap lawan-lawan mereka, menganiaya minoritas, seperti Hazara Syiah, dan menghancurkan batu Buddha raksasa kuno yang tak ternilai di Bamiyan.

Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa rezim baru Taliban tidak akan merusak pemandangan kemanusiaan lainnya, Husain Haqqani, mantan duta besar Pakistan untuk AS, mengatakan kepada NPR.

Sejauh ini, di wilayah negara di mana mereka telah mendapatkan kembali kendali, Taliban "telah mengeksekusi orang secara serampangan, mereka telah memukuli wanita, mereka telah menutup sekolah. Mereka telah meledakkan rumah sakit dan infrastruktur," dia memperingatkan.

Ronald Neumann, mantan duta besar AS untuk Afghanistan selama pemerintahan Presiden George W. Bush, mengatakan kepada NPR's Morning Edition pada Jumat (13/8/2021) bahwa "ribuan, mungkin ratusan ribu orang Afghanistan" yang percaya pada AS tiba-tiba menjadi subjek pembalasan Taliban. "[Taliban] orang-orang ini terus ... dibunuh selama setahun terakhir," katanya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: