Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Kekuatan Taliban dan Para Pemimpin Kuncinya di Afghanistan

Mengenal Kekuatan Taliban dan Para Pemimpin Kuncinya di Afghanistan Kredit Foto: AP Photo/Alexander Zemlanichenko
Warta Ekonomi, Kabul -

Taliban telah memerangi pemerintah Afghanistan yang didukung Barat di Kabul sejak digulingkan dari kekuasaan pada 2001. Mereka awalnya menarik anggota dari apa yang disebut pejuang “mujahidin” yang, dengan dukungan dari Amerika Serikat, memukul mundur pasukan Uni Soviet pada 1980-an.

Kelompok tersebut muncul pada tahun 1994 sebagai salah satu faksi yang berperang dalam perang saudara. Mereka kemudian menguasai sebagian besar negara pada tahun 1996, ketika mereka memberlakukan interpretasi hukum Islam. Musuh dan negara-negara Barat menuduhnya secara brutal menegakkan hukum Islam versinya dan menindas minoritas agama.

Baca Juga: 4 Alasan Pengambilalihan Kekuasaan Taliban di Afghanistan Patut Jadi Perhatian Dunia

Taliban sekali lagi naik militer di Afghanistan sejak pasukan asing mulai mundur, merebut sebagian besar wilayah negara itu untuk menguasai ibu kota 10 dari 34 provinsi.

Pendiri dan pemimpin aslinya adalah Mullah Mohammad Omar, yang bersembunyi setelah Taliban digulingkan oleh pasukan lokal yang didukung AS setelah serangan 11 September 2001 di AS.

Begitu rahasianya keberadaan Omar sehingga kematiannya, pada 2013, baru dikonfirmasi dua tahun kemudian oleh putranya. Terkait bagaimana Taliban tumbuh, berikut adalah beberapa tokoh kunci dalam gerakan tersebut, seperti dikutip laman Al Jazeera, Senin (16/8/2021).

Haibatullah Akhunzada

f2703d8eb4014bdeb4b7764ee9f1cd2b_18.jpeg?w=770&resize=770%2C433

Dikenal sebagai "Pemimpin Orang Beriman", sarjana hukum Islam adalah pemimpin tertinggi Taliban yang memegang otoritas terakhir atas urusan politik, agama, dan militer kelompok itu.

Akhunzada mengambil alih ketika pendahulunya, Akhtar Mansour, tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan pada 2016.

Selama 15 tahun, hingga dia menghilang secara tiba-tiba pada Mei 2016, Akhunzada mengajar dan berkhotbah di sebuah masjid di Kuchlak, sebuah kota di Pakistan barat daya, kata rekan dan mahasiswa kepada kantor berita Reuters.

Dia diyakini berusia sekitar 60 tahun dan keberadaannya tidak diketahui.

Baca Juga: Meningkat 21 Persen, Bandara Ngurah Rai Layani 3,5 Juta Penumpang Hingga Februari 2024

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: