Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seret-seret 'Orang Haus Kekuasaan', Apa Benar Jatuhnya Muhyiddin Yasin karena Permainan...

Seret-seret 'Orang Haus Kekuasaan', Apa Benar Jatuhnya Muhyiddin Yasin karena Permainan... Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengundurkan diri pada Senin (16/8/2021) setelah kurang dari 18 bulan berkuasa. Dia meminta maaf atas kekurangannya tetapi menyalahkan mereka yang “haus akan kekuasaan.”

Muhyiddin mengakui bahwa dia telah kehilangan dukungan mayoritas untuk memerintah. Hal itu membuatnya menjadi pemimpin terpendek yang memerintah negara itu.

Baca Juga: Datangi Raja Malaysia, Muhyiddin Yassin Akhirnya Berikan Surat Pengunduran Diri

"Saya telah mengajukan pengunduran diri saya sebagai perdana menteri dan juga untuk seluruh Kabinet ... karena saya telah kehilangan dukungan mayoritas dari anggota majelis rendah," katanya dalam pesan terakhir yang disiarkan televisi setelah bertemu raja, dikutip laman Associated Press, Senin (16/8/2021).

“Saya mengambil kesempatan ini untuk meminta maaf ... atas semua kesalahan dan kelemahan saya selama masa jabatan saya sebagai perdana menteri. Saya dan rekan Kabinet saya telah mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan dan melindungi nyawa ... di masa krisis ini. Namun, sebagai manusia, kita pasti melakukan kesalahan, jadi saya minta maaf.”

Dia mengatakan dia berharap untuk tetap bertahan sampai program vaksinasi virus corona negara itu selesai dan ekonomi telah pulih, tetapi digagalkan oleh mereka yang “haus kekuasaan.”

Kepergian Muhyidddin menjerumuskan negara itu ke dalam krisis baru di tengah wabah COVID-19 yang semakin memburuk. Para pemimpin politik sudah mulai berdesak-desakan untuk posisi puncak, dengan wakilnya, Ismail Sabri, menggalang dukungan untuk menggantikan Muhyiddin dan menjaga pemerintahan tetap utuh.

Istana mengatakan bahwa raja, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, menerima pengunduran diri Muhyiddin dan mengangkatnya sebagai perdana menteri sementara sampai penggantinya ditemukan, sesuai dengan konstitusi.

Sultan Abdullah mengatakan pemilihan baru bukanlah pilihan karena banyak bagian negara yang zona merah COVID-19 dan fasilitas kesehatan tidak memadai. Dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan berharap agar gejolak politik yang mengganggu penyelenggaraan negara akan segera diselesaikan.

Peran raja sebagian besar bersifat seremonial di Malaysia, tetapi dia menunjuk orang yang dia yakini memiliki dukungan mayoritas di Parlemen sebagai perdana menteri.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: