Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kata Guru Besar UI soal Pengakuan Taliban Sebagai Pemerintah Sah di Afghanistan

Kata Guru Besar UI soal Pengakuan Taliban Sebagai Pemerintah Sah di Afghanistan Kredit Foto: Getty Images/AFP/Wakil Kohsar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan, situasi politik internal di Afghanistan tak stabil setelah Taliban menguasai Ibu Kota Kabul di Afghanistan.

Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Suara.com, Kamis (19/8/2021), Rektor Universitas Jenderal A Yani itu mengatakan pemerintah Indonesia harus menunggu agar politik internal di Afghanistan berproses sebelum memberi pengakuan.

Baca Juga: Kata Petinggi BIN Soal Taliban yang Kembali Berkuasa di Afghanistan, Dengar Baik-baik!

"Bila memberikan pengakuan secara prematur terhadap Taliban maka pemerintah dapat dianggap mencampuri urusan domestik negara lain."

Di sisi lain, ia menyarankan pemerintah untuk menyerukan kepada dunia agar bersama-sama mengupayakan terhindarnya tragedi kemanusiaan di Afghanistan.

"Situasi yang tidak menentu secara politik saat ini mendorong masyarakat Afghanistan untuk keluar dengan cara apapun dari negerinya."

"Perempuan, anak-anak dan pria menyerbu pesawat udara yang hendak mengudara. Mereka berjalan berkilo-kilo agar sampai ke perbatasan dan memasuki negara ketiga."

"Tragedi kemanusiaan ini harus dihindari karena ini berkaitan dengan eksisitensi fundamental dari manusia terlepas dari asal, agama, ras maupun latar belakang lainnya."

"Indonesia perlu menyerukan dan memberi bantuan kongkrit kepada rakyat Afghanistan berupa makanan, pakaian bahkan dana."

Hikmahanto juga mendorong pemerintah untuk menyerukan PBB khususnya UNHCR untuk memberi perhatian yang maksimal.

"Bahkan pemerintah perlu menghimbau negara-negara OKI untuk memberi dukungan finansial bagi kebutuhan mendasar manusia di Afghanistan."

Menurutnya, pemerintah juga perlu menyerukan masyarakat dunia untuk mencegah terjadinya korban di Afghanistan dengan melakukan hal kongkrit tanpa bayang-bayang kepentingan politik.

"Intinya eksistensi manusia yang saat ini berada di Afghanistan harus diselamatkan."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: