Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PT Petrokimia dan SBRC IPB University Tangkap Peluang Bisnis Surfaktan Sawit

PT Petrokimia dan SBRC IPB University Tangkap Peluang Bisnis Surfaktan Sawit Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), IPB University bekerja sama dengan Komunitas Migas Indonesia (KMI) dan PT Petrokimia Gresik menggelar SBRC Webinar Series Biosurfactant (14/8).

Tema yang diangkat adalah “Tantangan dan Peluang Implementasi Surfaktan untuk Industri Perminyakan”. Webinar ini merupakan webinar seri ke-8 dari SBRC  IPB University Webinar Series yang rutin diadakan setiap bulan.

Baca Juga: Kelapa Sawit: Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Daerah Terpencil

Menurut Dirjen Migas, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Prof Tutuka Ariadji, produksi minyak bumi di Indonesia terus-menerus berkurang setiap tahunnya. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) menjadi sumber energi utama di Indonesia maupun dunia. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak bumi adalah penggunaan surfaktan sawit produksi dalam negeri melalui teknologi enhanced oil recovery (EOR).

“Namun, selama ini surfaktan yang umum digunakan harus diimpor dari luar negeri. Salah satu strategi pemerintah untuk mencapai target produksi minyak satu juta barel per hari (bph) pada tahun 2030 adalah dengan mempercepat pengembangan EOR. Diharapkan pada tahun 2030 nanti sumbangan dari EOR terhadap produksi minyak nasional mencapai sekitar 100 ribu bph,” ujarnya.

Menurut Tutuka Ariadji, pemanfaatan EOR sebagian besar akan berasal dari kegiatan steam flooding di Blok Rokan mulai tahun 2022. Dari program ini diperkirakan akan menghasilkan produksi minyak sebesar 62.207 bph pada tahun 2030.

Turut hadir sebagai narasumber antara lain Benny Lubiantara (Deputi Perencanaan SKK Migas), Andi W Bachtiar (Project Expert - Development & Production PT Pertamina Hulu Energi), Dr Oki Muraza (SVP Research Technology & Innovation PT Pertamina Persero), serta Ketut Rusnaya (SEVP Operation PT. Petrokimia Gresik).

Dalam paparannya, Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas Benny Lubiantara mengungkapkan pengembangan EOR di Indonesia sejatinya bukan sesuatu yang baru. Khususnya untuk jenis steam flood yang telah lama dikembangkan di Lapangan Duri, Blok Rokan. "Duri itu menjadi contoh bagi negara-negara lain, bagaimana penerapan steam flood yang efektif," ungkap Benny.

Benny melanjutkan potensi dari EOR di Indonesia cukup besar, sekitar 3 BSTB (miliar standar barel tangki) minyak. "Kalau dibandingkan remaining reserve itu cuma 2,5 (BSTB). Namun, potensi tanpa adanya eksekusi dan tindak lanjut," tambah Benny.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: