Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Pekan III Agustus 2021, Harga CPO Turun Sedikit

Di Pekan III Agustus 2021, Harga CPO Turun Sedikit Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melewati pekan III Agustus 2021, harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada CIF Rotterdam basis tercatat menguat 76,4 persen dari yang sebelumnya US$690,5 per MT atau setara dengan Rp10.012.250 (kurs Rp14.500) menjadi US$1.218 per MT atau setara dengan Rp17.661.000 per MT (kurs Rp14.500) secara y-o-y.

Jika dibandingkan pekan lalu, average price yang tercatat tersebut melemah 1 persen dari yang sebelumnya sebesar US$1.230 per MT atau setara dengan Rp17.835.000 per MT (kurs Rp14.500). Meski penyebaran pandemi Covid-19 masih masif di Indonesia, harga rata-rata CPO tersebut berada jauh di atas level harga threshold yang sebesar US$750 per MT. Tidak hanya itu, harga CPO saat ini juga menjadikan harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani meningkat.

Baca Juga: Biasanya Dibuang, Ternyata Bagian Sawit Ini Merupakan Sumber Energi Hijau Baru

Pelemahan harga CPO terjadi di tengah ekspor sawit yang lemah dan pemangkasan pajak impor minyak nabati India. Sebelumnya, India, importir minyak nabati terbesar di dunia, telah memotong pajak impor minyak kedelai mentah dan halus serta minyak bunga matahari sebesar 7,5 persen untuk menjaga harga agar tetap rendah.

Menurut Sathia Varqa, salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura, hal ini membuat bea efektif pada minyak kedelai dan minyak bunga matahari setara dengan minyak sawit mentah, sementara olein sawit tetap menjadi yang paling tidak kompetitif.

"Dengan penyesuaian pajak impor terbaru dan penurunan diskon kelapa sawit ke minyak kacang, pembeli akan semakin mencari minyak 'lunak' daripada kelapa sawit untuk memenuhi permintaan mereka seiring berbagai pelonggaran kebijakan lockdown di negara ini," kata Varqa seperti dikutip dari Reuters.

Lebih lanjut dikatakan Varqa, cuaca di Amerika Serikat yang mendukung diperkirakan akan menurunkan harga kompleks kedelai. "Ini dapat lebih mempercepat tekanan penurunan harga minyak sawit mentah dalam beberapa hari mendatang," katanya.

Perlu diketahui, harga minyak sawit juga dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak competitor, terutama kedelai karena persaingannya untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global. Tidak hanya itu, peningkatan produksi minyak sawit Indonesia dan Malaysia menjadi sentimen terjadinya penurunan harga CPO global secara bertahap. Diperkiranan, harga minyak sawit kemungkinan akan tetap melemah pada minggu depan, seiring pembeli mengantisipasi pelemahan ekspor sawit dalam beberapa minggu mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: