Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Airlangga Hartarto: B30 Mendorong Kekuatan Sektor Energi

Airlangga Hartarto: B30 Mendorong Kekuatan Sektor Energi Kredit Foto: Instagram/Airlangga Hartarto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto menilai, riset, inovasi, dan teknologi memiliki peran penting dalam pemulihan ekonomi berkelanjutan. Terkait hal ini, pemerintah mendorong riset ekonomi hijau, mempercepat komersialisasi hasil riset dan inovasi, serta meningkatkan kemampuan teknologi informasi.

Airlangga mengungkapkan, riset ekonomi hijau melalui kegiatan pengembangan bahan bakar hijau (green fuel) dengan B30 berhasil mendongkrak harga kelapa sawit hingga tingkat tertinggi.

Baca Juga: Kebun Sawit di Replanting, Petani Sawit Ini Pakai Jurus Tumpang Sari

“Dengan pencapaian ini kita bisa dorong lebih lagi untuk ekspor kita, di mana ekspor saat pandemi Covid-19 juga masih bisa mencapai sekitar US$20 miliar dan ini tidak turun selama pandemi,” katanya dalam diskusi virtual, Senin (23/8/2021). Tak kalah pentingnya, Airlangga juga menyampaikan, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit pada periode ini mencapai Rp1.800 – Rp2.000 per kilogram.

“Sebelumnya, di tahun 2019 yang lalu harganya hanya Rp1.000. Dengan demikian, kebijakan menerapkan B30 ini bisa mendorong kekuatan kita di sektor energi,” tambahnya. Lebih lanjut, meskipun saat ini B30 sudah membuat Indonesia menjadi negara biodiesel terbesar di dunia, namun Airlangga menegaskan bahwa mengedepankan inovasi harus terus dilakukan. Adapun langkah yang tengah digodok pemerintah adalah mempersiapkan B100.

“Dari sisi inovasi harus satu langkah ke depan. Tapi kita juga harus menyadari harga B100 ini relatif lebih tinggi dari harga BBM sekarang. Harga BBM sekarang mulai agak melemah dari US$70 ke US$65. Tentu ini menjadi salah satu tantangan juga buat kita,” papar Airlangga.

Berikutnya, Airlangga menerangkan, dalam mempercepat komersialisasi hasil riset dan inovasi, kerjasama dengan dunia usaha seperti industri dan UMKM, serta lembaga lainnya juga terus dilakukan. “Ini sangat penting karena apabila tidak ada nilai komersial maka sustainability kita terganggu,” ungkapnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: