Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

The Power of Baca Sampai Tuntas Eps 8: Buibu Baca Buku Book Club

The Power of Baca Sampai Tuntas Eps 8: Buibu Baca Buku Book Club Kredit Foto: Instagram/Puti Karina Puar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ibu memiliki peran yang besar dalam keluarga. Sosoknya hadir sebagai madrasah pertama bagi sang anak. Ibarat sebuah pelita, ibu mampu menerangi serta mengenalkan dunia dan seisinya kepada anak dan keluarga dengan sebuah ilmu pengetahuan. Itu semua dapat berjalan maksimal apabila seorang ibu memahami pentingnya dekat dengan ilmu, salah satunya melalui buku. Kebiasaan ibu dan ayah yang gemar membaca menjadi stimulus bagi anak untuk menumbuhkan minat baca sejak dini.

Namun, tak sedikit di antara orang tua yang juga masih memiliki kesadaran rendah untuk mengenalkan buku pada anak. Menurut data dari studi US-Based Children's Publisher Scholastic, jumlah orang tua yang masih membacakan cerita pada bayi berusia tiga bulan atau kurang, hanya mencapai 30 persen. Padahal, membacakan buku memiliki manfaat luar biasa bagi tumbuh kembang anak, termasuk dalam pengenalan kosakata.

Baca Juga: The Power of Baca Sampai Tuntas Eps 7: Diego Christian

Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2019 menunjukkan bahwa anak usia 0-5 tahun yang tidak pernah dibacakan buku hanya mendengarkan 4.662 kata, sedangkan jika dibacakan satu buku sehari akan mendengar 296.660 kata. Sementara itu, jika dibacakan lima buku dalam sehari anak dapat mendengar hingga 1.483.300 kata. Dengan demkian, makin banyak dibacakan buku, makin banyak kosakata yang dimiliki anak. Bahkan, dengan sering dibacakan buku, anak-anak akan memiliki kemampuan kognisi yang lebih baik.

Berangkat dari keresahan tersebut, Warta Ekonomi Group yang terdiri atas wartaekonomi.co.id dan herstory.co.id menggagas campaign #BacaSampaiTuntas untuk turut meningkatkan minat baca di Indonesia.

Campaign #BacaSampaiTuntas ini bisa diimplementasikan dalam banyak hal, salah satunya dari segi parenting. Peran orang tua, terutama ibu sangat penting dalam meningkatkan minat baca pada anak sejak dini. Orang tua yang biasa memberikan stimulus dalam hal konteks bacaan buku akan membiasakan anak suka membaca sejak usia dini.

Melalui campaign #BacaSampaiTuntas, Warta Ekonomi Group mengajak masyarakat untuk membudayakan membaca secara tuntas setiap informasi dan bacaan yang diterima sehingga mendapat pemahaman yang utuh dan menyeluruh.

Sebagai bagian dari campaign #BacaSampaiTuntas, Warta Ekonomi Group melakukan bincang-bincang dengan Putty Puar dari Buibu Baca Buku Book Club. Berikut ini merupakan hasil bincang-bincang jurnalis Warta Ekonomi Group Nada Saffana bersama dengan Buibu Baca Buku Book Club.

Mengapa perempuan, terlebih lagi seorang ibu harus gemar membaca buku?

Kami percaya bahwa membaca itu penting karena ibu merupakan simpul keluarga dan partner diskusi bagi pasangan sehingga akan menentukan sebuah keputusan di dalam rumah tangga. Ada banyak keputusan, misalnya makanan yang ingin disajikan hingga pembicaraan investasi di masa pensiun. Karena itu menjadi keputusan besar, tidak bisa diputuskan oleh salah satu pihak saja. Sebagai perempuan yang memiliki wawasan, kita bisa memberikan keputusan yang lebih baik di dalam keluarga. Kedua, soal mendidik anak. Karena seorang ibu adalah orang pertama yang mendidik anaknya, pastinya, ibu adalah role model bagi anak-anaknya.

Seberapa penting kegemaran ibu dalam membaca terhadap tumbuh kembang anak?

Untuk hubungan ibu dan anak, membaca itu ada manfaatnya. Pertama itu bonding. Ketika kita membacakan buku untuk anak, atensi kita tidak akan terbagi. Kalau berbicara seputar kemampuan intelektual dan kognitif anak, sudah pasti membacakan buku untuk anak akan menambah kosa kata si anak karena ada kata-kata yang tidak kita gunakan sehari-hari, tetapi ternyata ada di dalam buku. Kemudian kita bisa mengajarkan konteks dan situasi kepada anak, hingga pada ujungnya dapat mengajarkan si anak untuk berempati.

Apa yang membedakan antara ibu yang gemar membaca serta membacakan buku ke anak dan yang tidak?

Menurutku, untuk ibunya jadi lebih bisa memahami kepribadian si anak. Misalnya, anak saya tidak suka diberikan cerita yang sedih karena bisa membuat dia cepat nangis. Itu menjadi efek supaya kita paham tentang anak kita sendiri.

Sementara, bagi ibu yang membaca untuk dirinya sendiri membawa pengaruh bagi dirinya. Kita menjadi lebih percaya diri karena setelah kita membaca, timbul rasa fulfilment dalam diri kita. Pastinya, membaca membuat kita lebih semangat untuk belajar kembali. Ketika kita membaca buku, kita bisa membuka wawasan lebih luas lagi dan mampu membentuk kepribadian seorang ibu untuk menjadi lebih kritis dan lebih percaya diri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: