Defisit APBN Juli Tembus Rp336 Triliun, Sri Mulyani Tidak Panik

Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Keuangan mencatat, realisasi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga Juli 2021 mencapai Rp336 triliun. Angka defisit ini setara 2,04% dari produk domestik bruto (PDB).

Meskipun demikian, defisit Juli 2021 ini masih berada di bawah proyeksi pemerintah sebesar 5,7% terhadap PDB. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa realisasi defisit anggaran ini berasal dari pendapatan negara sebesar Rp1.031,5 triliun, tumbuh 11,8% year on year (yoy).

Baca Juga: Sri Mulyani Klaim Ekonomi Indonesia Triwulan II 2021 Lebih Baik dari Level Sebelum Pandemi

Pencapaian ini juga setara dengan 59,2% dari target penerimaan negara yang dipatok Rp1.743,65 triliun. Sementara, realiasi belanja negara pada periode tersebut tercatat Rp1.368,4 triliun, tumbuh lebih tinggi sebesar 9,3% (yoy).

Menkeu mengatakan, pertumbuhan realisasi penerimaan negara terdorong oleh penerimaan pajak. Hingga akhir Juli, setoran pajak terkumpul sebesar Rp647,7 triliun, tumbuh 7,6% (yoy).

"Dari pagu Rp1.229,6 triliun sudah terealisasi Rp647,7 triliun atau 52,7%," ucapnya di Jakarta, Rabu (25/8).

Selanjutnya, penerimaan kepabeanan dan cukai dengan realisasi sebesar Rp141,2 triliun, naik 29,5% yoy. Sejalan dengan itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp242,1 triliun atau tumbuh 15,8% yoy.

"Ini menggambarkan perekonomian turn around dan degupnya tertangkap lewat pendapatan kita," tegasnya. Di sisi lain, belanja negara di periode tersebut sudah mencapai Rp1.368,4 triliun, tumbuh 9,3% yoy.

Belanja negara berasal dari realisasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp952,8 triliun atau tumbuh 20,1% yoy. Sementara, realisasi transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp415,5 triliun atau turun 9,4% yoy.