Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berpatokan BOR Wisma Atlet, Jokowi Sebut BOR Secara Nasional Menurun

Berpatokan BOR Wisma Atlet, Jokowi Sebut BOR Secara Nasional Menurun Kredit Foto: Antara/Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo menyebut tekanan berat yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 tidak hanya dialami oleh Indonesia, melainkan juga dialami oleh negara di belahan dunia.

"Hari ini BOR nasional sudah turun menjadi 29 persen ini patut kita syukuri. Biasanya untuk pakai patokan BOR itu di Wisma Atlet," ujarnya dalam Sarasehan Virtual 100 Ekonom dengan tema Penguatan Reformasi Struktural Fiskal dan Belanja Berkualitas di Tengah Pandemi, Kamis (26/8/2021).

Baca Juga: Moeldoko Disebut-sebut Layak Jadi Penerus Jokowi, Pengamat Blak-blakan

Dengan berpatokan pada data BOR di Wisma Atlet pada September 2020 berada pada angka 92 persen. Namun kemudian, BOR Wisma Atlet mengalami penurunan hingga mencapai 15,02 persen pada 18 Mei 2021. Ketika pandemi gelombang kedua yang disebabkan oleh varian Delta, pada 30 Juni 2021 BOR Wisma Atlet mencapai 90,8 persen. Kini, per 26 Agustus BOR Wisma Atlet sudah berada di angka 12 persen.

Jokowi juga mengulas perkembangan BOR pada 23 Desember 2020 sempat berada pada angka 68,2 persen sebagai puncak pandemi gelombang pertama. Pada 14 Mei mengalami penurunan di angka 29,3 persen. Hingga ketika varian Delta masuk ke Indonesia, BOR nasional pada 18 Juli mencapai angka 79 persen. Kini, per 25 Agustus BOR nasional mencapai 29,9 persen.

"Angka seperti ini tetap kita harus bersyukur dan waspada dan penuh kehati-hatian setiap kebijakan karena barang ini sulit diduga dan prediksi dan penuh ketidakpastian apalagi yang namanya varian delta," katanya.

Sebagai mana diketahui, menurut Jokowi, per 1 Februari 2021 jumlah kasus Covid-19 sempat berada di angka 12.800 kasus per hari dan terus menyusut hingga 2.633 kasus per hari pada 14 Mei 2021. Kemudian secara mengejutkan, kasus Covid-19 per tanggal 15 Juli mengalami kenaikan signifikan hingga 56 ribu kasus per hari.

"Tim epidemolog menyampaikan hati-hati karena ini bisa naik 80 ribu kemudian naik 160 ribu kalau tidak bisa kita hentikan bisa naik 400 ribu tapi alhamdulilah terjadi penurunan pada 25 agustus mencapai 18.671 per hari," pungkasnya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: